ZonaJogja.Com – Kabupaten Kulon Progo mendapatkan berkah pemberlakuan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.
Salah satu sektor yang merasakan manfaat UU 13/2012 adalah sektor pariwisata.
Betapa tidak. Banyak destinasi wisata di Kulon Progo yang tumbuh dan berkembang setelah diatensi Dana Keistimewaan (Dais)
Semakin banyak bermunculan desa wisata di Kabupaten Kulon Progo. Desa-desa wisata ini terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
“Karena itu, kami bikin jargon. Dengan dais, wisata di Kulon Progo makin mbois,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito SSn kepada ZonaJogja.Com, hari ini (15/8/2024).
BERITA LAIN: Berapa Gaji Bersih Anggota DPRD Kota Yogyakarta? Segini Besarnya
Kata Joko, Dinas Pariwisata Kulon Progo tak bisa bila hanya mengandalkan APBD murni untuk pengembangan pariwisata. Anggarannya sekitar Rp 700 juta per tahun.
Angka tersebut tidak cukup. Tetap membutuhkan support dana keistimewaan.
Dan, buktinya. Manfaat danais telah dirasakan masyarakat. Dampaknya signifikan pada aspek pembangunan fisik atau non fisik.
Barangkali karena banyaknya kegiatan yang sukses didukung Dana Keistimewaan, Kulon Progo dipilih menjadi tempat penyelenggaraan pembukaan rangkaian peringatan 12 tahun kelahiran Undang Undang Keistimewaan DIY.
Ratusan orang memadati Amphiteater Tonogoro, Banjaroyo, Kalibawang pada Minggu malam, 11 Agustus lalu.
BERITA LAIN: PKB Beri Sinyal Pilih Calon Walikota yang Miliki Kans Menang
Acara mengusung tema Andakara Kerta Raharja ini merupakan kerjasama Paniradya Kaistimewan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kulon Progo.
Pemkab Kulon Progo mendapatkan alokasi Dana Keistimewaan sejak 2016. Digunakan untuk membiayai pembangunan fisik, memfasilitasi event dan promosi wisata.
Salah satu program yang dibiayai dana keistimewaan, dan misinya berhasil adalah gelar potensi desa wisata.
Kegiatan yang dilaksanakan saat pandemi Covid-19 membuat desa wisata semakin tertata dengan baik.
Pada aspek penataan fisik, lingkungan menjadi bersih dan terlihat rapi. Pengelola desa wisata di Kulon Progo juga telah memiliki kemampuan dan kompetensi menjaga keselamatan para wisatawan.
BERITA LAIN: Ikuti Workshop Jurnalistik, 20 Pelajar SMK 1 Depok Mahir Menulis
Atensi Pemda DIY melalui Paniradya Kaistimewan menambah pendapatan penduduk. Pelaksanaan event, misalnya.
Joko menegaskan, pelaksanaan puluhan event yang digelar di berbagai tempat wisata di Kulon Progo berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Output ekonomi setiap pelaksanaan event bisa dihitung. Masyarakat senang,” ujar Joko yang meraih peringkat 2 pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIII Tahun 2023 DIY. Meraih nilai 91,93 dengan predikat sangat memuaskan.
Dinas Pariwisata Kulon Progo tak hanya memanfaatkan dana kesitimewaan untuk sarana fisik. Tapi juga dialokasikan untuk padat karya.
Antara lain membiayai program Padat Karya Bedah Wisata Sambanggo. Membangun kembali desa wisata atau destinasi wisata yang mulai kekurangan pengunjung.
BERITA LAIN: Ikuti Workshop Jurnalistik, 20 Pelajar SMK 1 Depok Mahir Menulis
Tetapi, juga dialokasikan membangun tempat wisata baru, meski tidak dalam jumlah banyak.
“Karena prioritasnya, jangan sampai ada tempat wisata yang dikelola pokdarwis atau pemerintah dalam keadaan mangkrak,” kata Joko.
Joko lantas mengutip pernyataan GKR Bendara tentang pariwisata di Kulon Progo.
”DNA wisata Kulon Progo adalah desa wisata,” ujar Joko mengutip kata-kata GKR Bendara.
Itulah sebabnya, pengembangan pariwisata di Kulon Progo selalu digerakkan dengan semangat pemberdayaan masyarakat.
Memperingati momen peringatan 12 tahun kelahiran Undang Undang Keistimewaan DIY, Dinas Pariwisata Kulon Progo terus berupaya meningkatkan kunjungan wisata, dan menambah kontribusi terhadap pedapatan asli daerah. (*)