Yogyakarta, ZonaJogja.Com – Tahukah Anda, bagaimana sebenarnya kehidupan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta di Wirogunan?
Suasana di kompleks Lapas Wirogunan tampak bersih dan menyenangkan, meski para penghuni harus menjalani hidup sehari-hari dalam jeruji.
Hari ini, jurnalis ZonaJogja.Com berkesempatan melihat lebih dekat kehidupan masyarakat yang menjalani masa hukuman. Jurnalis Azam Sauki Adham menyertai kunjungan Walikota Yogyakarta 2001-2011, Herry Zudianto ke lembaga pemasyarakatan yang berada di Jalan Taman Siswa 6 Wirogunan.
Herry berangkat dari Kantor Pusat Margaria Grup di Jalan Babaran Umbulharjo membawa Hyundai IONIQ 5. Sekitar 15 menit kemudian, Herry yang mengenakan kemeja lengan pendek warna putih tiba di Lapas Wirogunan.
BERITA LAIN: Krista Exhibitions Gelar Workshop Pastry & Bakery Culinary, Juga Ada Demo Masak
Seturun dari mobil, Herry disambut Kalapas Kelas IIA Yogyakarta, Marjiyanto. Juga tampak Komandan Kodim 0734 Kota Yogyakarta, Letkol Inf Arif Setiyono.
Dipimpin Marjiyanto, rombongan masuk kompleks Lapas Wirogunan melewati pintu besi. Lalu, kembali melewati pintu besi menuju halaman dalam lapas.
Para tamu menyaksikan halaman dalam lapas yang terlihat bersih, sejuk, tertata dan enak dipandang.
Lapas Wirogunan dilengkapi sarana, seperti pusat layanan terpadu, ruang konseling, ruang kunjungan, ruang kesenian, bengkel pelatihan, dapur, blok hunian, poliklinik, sarana olahraga, keamanan, area parkir, perpustakaan, ruang makan, rumah kompos, masjid, gereja, dan kolam ikan.
Tak jauh dari rombongan, tampak para penghuni yang bergegas menuju Masjid Al Fajar untuk menjalankan shalat Jumat.
BERITA LAIN: Jogja Food & Beverage Expo 2025 di JEC, Diikuti 150 Peserta, Masuk Gratis !
Di teras masjid terlihat ratusan penghuni lapas. Antara lain Munif Tauchid, Nur Achmad Affandi dan Dedi Risdiyanto. Ketiganya menyalami Herry Zudianto dan Dandim Arif Setiyono.
Selanjutnya, mereka menjalankan shalat Jumat. Lantas, ada keperluan apa, Herry Zudianto ke lapas?
Ternyata, owner Margaria Grup ini sedang memberi atensi terhadap renovasi Masjid Al Fajar di kompleks Lapas Wirogunan.
“Terimakasih atas bantuan Pak Herry,” kata Kalapas Marjiyanto saat memberi sambutan usai shalat Jumat.
Herry membantu pengadaan lantai ubin seluas 350 meter per segi. Lantai masjid diganti ubin ukuran 60×60 cm2 warna putih metalik.
Pengerjaannya digarap PT Mentari Prima Niaga (MPN). Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Muhammadiyah di bawah PT Madina Mentari Utama, perusahaan holding Muhammadiyah.
PT Mentari Prima Niaga telah berpengalaman membangun rumah sakit, sekolah, kampus dan perkantoran di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.
BERITA LAIN: Perpustakaan Ini Cocok bagi Anak-anak yang Hobi Baca Buku Fiksi
Marjiyanto mengatakan, Lapas Wirogunan sedang merenovasi Masjid Al Fajar secara bertahap. Dimulai mengganti lantai yang diselesaikan Kamis lalu.
Diteruskan pemasangan atap masjid. Memperbaiki sejumlah bangunan yang rusak, hingga menambah fasilitas seperti air conditioner agar pelaksanaan ibadah shalat menjadi khidmat dan nyaman.
“Masjid ini butuh pendingin. Kalau nggak panas sekali. Kasihan teman-teman (penghuni, red) yang menjalankan shalat lima waktu,” ujar Marjiyanto.
Marjiyanto mempercayakan Achmad Munif sebagai panitia pembangunan. Munif bertugas melobi masyarakat yang ingin menyumbang sebagian harta untuk memakmurkan Masjid Al Fajar.
“Saat teman-teman main ke lapas, saya minta tolong agar disampaikan kepada siapa saja yang mau membantu. Salah satu yang sudah memberi atensi adalah Pak Herry,” terang Munif.
BERITA LAIN: Lazismu Racik Rendang Daging dalam Kaleng, Dikirim ke Palestina dan Korban Bencana Alam
Kerja Marjiyanto dan Munif tak sia-sia. Sampai hari ini sudah terkumpul donasi sebanyak Rp 107 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai renovasi masjid.
“Bagi para dermawan yang ingin membantu pembangunan masjid Al Fajar, bisa menghubungi saudara Taufik Ridwan,” kata Munif.
Herry Zudianto dan Dandim Arif Setiyono memuji Kalapas Marjiyanto yang sukses merenovasi masjid. Marjiyanto juga berhasil memperbaiki karakter para penghuni dari berbagai latar belakang.
Di akhir pertemuan, para tamu disuguhi bakpia khas Patuk. Panganan ringan yang diproduksi di lapas, rasanya enak dan gurih.
“Bakpia ini bisa diproduksi dalam jumlah banyak. Rasanya enak. Bisa jadi pilihan wisatawan yang ingin membawa oleh-oleh,” kata Dandim Arif Setiyono. (*)