Headline

Turun Kampung, Identifikasi Keluarga yang Sembunyikan Anak Disabilitas

138
×

Turun Kampung, Identifikasi Keluarga yang Sembunyikan Anak Disabilitas

Sebarkan artikel ini
JUMPA PERS: Direktur Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA), Nurul Saadah Andriani. (humas kota yogyakarta)

YOGYAKARTA – Masih ada stigma perempuan penyandang disabilitas selalu lemah dan ditolong. Juga ada anggapan perempuan penyandang disabilitas tidak mampu dan tak produktif.

“Stigma ini membuat perempuan disabilitas selalu terpinggirkan,” kata Direktur Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA), Nurul Saadah Andriani  kepada wartawan, hari ini (23/7/2021).

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Menyikapi kondisi itu, SAPDA melakukan kampanye. Tema yang diusung Perempuan Disabilitas Inspirasi Nusantara.

Kampanye ini  memperlihatkan perempuan penyandang disabilitas sebenarnya perempuan tangguh. Mempunyai kapasitas, bisa berkontribusi bagi masyarakat.

BACA JUGA: Ahli Gizi Bilang, Minimalkan Olah Daging dengan Cara Digoreng

Kampanye tersebut berupa video  iklan layanan masyarakat. Menyuguhkan ketangguhan perempuan  penyandang  disabilitas dari beragam  suku  budaya dan  profesi.

Video melibatkan enam perempuan penyandang disabilitas fisik,  netra,  tuli,  dan mental dari berbagai profesi.

Ada dosen, pegawai pemerintah daerah, penari, fotografer, pelukis dan penggerak masyarakat.

“Harapan kami, pesan video bisa sampai kepada masyarakat. Pembangunan dengan perspektif gender dan disabilitas bisa betul- betul terepresentasi di Indonesia, khususnya Kota Yogyakarta,” kata Nurul.

BACA JUGA: UMBY Atensi Masyarakat Terdampak PPKM

SAPDA menilai Kota Yogyakarta sudah berjalan ke arah layanan publik ramah disabilitas. Indikatornya antara lain jalan trotoar yang ramah disabilitas. Kantor- kantor layanan sudah aksesibel bagi penyandang disabilitas.

SAPDA telah menjalin kerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta.

Antara lain sosialisasi perlindungan perempuan dan anak disabilitas. Lalu, program pendampingan disabilitas dengan pilot project di Kemantren Kotagede, Jetis, Wirobrajan dan Kraton.

Target program adalah mengidentifikasi keluarga yang memiliki anak disabilitas tapi disembunyikan.

Termasuk mendampingi penyandang disabilitas dan anak disabilitas yang terpapar COVID-19 karena ada kebutuhan khusus. (nik/asa)