YOGYAKARTA – Apa yang dilakukan para relawan Posko Dukungan Satgas Penanganan COVID-19 DIY saat menunggu giliran bertugas?
Ternyata, sedang bertugas atau tidak, mereka tetap sibuk. Kesibukannya beracam-macam.
“Pekerjaan disesuaikan tugas masing-masing,” kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Wahyu Pristiawan Buntoro.
Tugas mereka diprioritaskan membantu penanganan COVID-19 di DIY. Mulai mengambil jenazah di rumah sakit, hingga pemakaman.
BACA JUGA: Pemkot Yogyakarta Hapus Denda PBB, Berlaku Tahun 1994 sampai 2020
Wilayah ketugasan meliputi Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Pristiawan mengatakan, tugas pokok dan fungsi relawan Posduk Satgas Penanganan COVID-19 DIY hanya mensupport.
“Karena sebagai posko dukungan, kami memback-up kerja teman-teman di kota dan kabupaten,” kata Pristiawan yang pernah menjadi Competition Manager Sport Climbing Asian Games 2018.
Sejak awal pandemi hingga Juli 2021, Posko Dukungan Satgas Penanganan COVID-19 DIY telah membantu penanganan 3.122 pemakaman ribuan jenazah dengan protokol C19.
Relawan yang bertugas melakukan pemakaman protokol C19 bukan hanya dari personil resmi yang tercatat sebagai anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY.
Puluhan relawan dari berbagai organisasi ikut membantu sebagai petugas Posko Dukungan Satgas Penanganan COVID-19 DIY. Juga ada relawan berseragam TNI dan Polri.
BACA JUGA: Permintaan Donor Plasma Konvalesen di Kota Yogyakarta Terus Bertambah
Para relawan bertugas sesuai jadwal. Tapi, kadang juga menghubungi relawan yang sedang libur karena kekurangan personil.
“Setiap dihubungi, teman-teman hanya bilang siap. Lalu, langsung merapat di posko,” ujar Pristiawan.
Selain relawan pemakaman, Posko Dukungan Satgas Penanganan COVID-19 juga dilengkapi relawan medis.
Kebanyakan mahasiswa jurusan keperawatan dari berbagai perguruan tinggi di DIY. Mereka bertugas melakukan swab terhadap relawan.
Swab dilakukan rutin seminggu tiga kali. Setiap Senin, Rabu dan Jumat. Kata Pristiawan, swab penting untuk memastikan para relawan bebas dari infeksi virus corona.
“Sebelum menjaga kesehatan orang lain, kami harus dipastikan sehat terlebih dulu,” kata Pristiawan memberi alasan.
Sejak seminggu lalu, para relawan bisa sedikit santai. Ini karena tren angka kematian pasien COVID-19 terus menurun.
BACA JUGA: Inilah Lukisan Sidik W Martowidjojo yang Bisa Menentramkan Batin
Tapi, bukan berarti mereka duduk manis. Para relawan tetap saja sibuk dengan tugas masing-masing.
“Tetap bertugas seperti biasanya,” tambah Endro, relawan yang pernah mengeksekusi pendaki yang jatuh di Gunung Merapi
Misalnya mendekon petugas yang baru saja melakukan pemakaman protokol C19.
Pos dekontaminasi membutuhkan 4 hingga 5 personil. Mereka piket secara bergantian.
Juga ada relawan yang melakukan pengecekan kendaraan operasional, seperti mobil ambulans dan kendaraan pendukung.
Ada pula yang memeriksa alat-alat dekontaminasi. Termasuk membersihkan kelengkapan alat pelindung diri.
Semua alat-alat harus dipastikan bersih. Kendaraan aman digunakan.
“Soal lelah, kami semua tentu saja sudah capai. Tapi, ini tugas kemanusiaan. Kami melupakan lelah itu,” ujar Endro. (aza/asa)