BANTUL – Dusun Karang Tengah, Desa Sitimulyo, Pakanewon Piyungan, Bantul dipilih menjadi lokasi kuliah kerja nyata mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
Adalah kelompok 39 yang memfokuskan kegiatan KKN pada bidang kesehatan mental masyarakat. Kelompok ini beranggotakan 10 mahasiswa dari berbagai fakultas.
Kesehatan mental adalah kondisi batin berada dalam keadaan tentram dan tenang.
Menurut ilmu psikologi, keadaan jiwa atau mental lemah atau sedang dalam kondisi tidak baik akan mempengaruhi kesehatan fisik.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan kesehatan mental merupakan kondisi yang tidak ada gangguan atau kecacatan mental.
“Sehingga memungkinkan manusia menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain,” kata Ketua Kelompok 39, Felix Dias Widanto.
BACA JUGA: Program Teman Belajar di Temanggung Bikin Mahasiswa UMBY Menangis
Itulah sebabnya, mahasiswa mempriotaskan program kerja di Dusun Karang Tengah terkait kesehatan mental.
Juga membekali masyarakat mengatasi kecemasan selama pandemi virus corona.
Namun karena PPKM, program tersebut dilaksanakan dengan tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Jumlah peserta dibatasi. Peserta yang diundang adalah pemuda karang taruna. Kegiatan ini dilaksanakan 11 Agustus 2021.
Materi tentang kesehatan mental sekaligus cara mengatasi kecemasan selama pandemi disampaikan Dosen UMBY, Katrim Alifa Putrikita MPSi Psikolog.
BACA JUGA: Bagaimana Tips Gunakan Skincare saat Pandemi? Ini Penjelasannya
Saat diskusi, Katrim Alifa Putrikita menyampaikan tips Berlatih Mengatur Pikiran.
Bagaimana caranya? Alifa mengajak peserta mencari posisi paling nyaman. Kemudian mengatus nafas.
Dilanjutkan mengembangkan pikiran postif. Menghentikan pikiran negatif. Lalu, menggantikan dengan pikiran positif.
“Jangan lupa tetap melakukan protokol kesehatan dan vaksinasi,” saran Alifa.
Dilanjutkan diskusi yang dimoderatori Tim KKN Kelompok 39.
Acara ini menjadi ajang curhat pegiat karang taruna. Mereka membeberkan pengalaman hidup.
Kata Felix, peserta diskusi semula memberi jawaban pada pre-test menunjukan pemahaman yang kurang terkait kesehatan mental, terutama mengatasi kecemasan.
Setelah melalui hasil post-test, peserta sangat responsif memahami materi.
“Harapan kami, melalui penyuluhan ini masyarakat lebih aware. Mampu mengatasi kecemasan,” katanya. (adv/asa)