Arus mudik, kegiatan pasar, sektor pariwisata, dan perhotelan pada Lebaran 2022 sangat semarak. Apakah ini bisa dibaca sebagai indikator kebangkitan ekonomi nasional 2022?
Arus mudik menimbulkan kemacetan di berbagai tempat. Baik di jalanan menuju kampung tujuan maupun kawasan pariwisata.
Lokasi pariwisata sesak oleh kehadiran pengunjung. Hotel-hotel di Yogyakarta penuh dengan orang menginap. Situasi demikian tidak terjadi dalam lebaran dua tahun terakhir.
Dinamika selama ramadan dan lebaran berkaitan dengan indikator pertumbuhan ekonomi nasional. Selama 2020, pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 tahun pertama hanya tumbuh 2,07 persen.
Kemudian tahun ke dua pandemi pada 2021, ekonomi nasional hanya tumbuh 3,69 persen. Tapi tahun ini, geliat pasar di berbagai daerah meningkat. Pariwisata penuh sesak oleh pengunjung.
Hotel-hotel dipenuhi oleh para tamu-tamu dari luar kota, diperkuat lagi oleh tingkat konsumsi yang naik dalam setahun berjalan.
Pertanyaannya sekarang, apakah suasana peningkatan kegiatan dan transaksi ekonomi di pasar modern maupin tradisional selama ramadan, mudik, dan lebaran bisa dijadikan indikator kebangkitan ekonom atau indikator, pertumbuhan ekonomi nasional naik?
Kita berharap semarak mudik dan berbagai kegiatan ekonomi di sektor pariwisata dan perhotelan menjadi indikator positif pertumbuhan ekonomi nasional 2022 bisa mencapai 5 persen.
Bulan syawal harus menjadi momentum meningkatkan kolaborasi. Dalam mengelola universitas, kerja kolektif menjadi model. Tidak ada satu pun dari pimpinan, dosen, tenaga kependidikan yang merasa paling hebat, paling kuat. Perguruan tinggi bisa maju bila pengelolaannya didasari semangat kerjasama, tolong menolong. (*)
- Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta
- Disampaikan pada acara Syawalan 1443 H di kampus UWM, 9 Mei 2022