SLEMAN, ZonaJogja.Com – Lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat mi dari kulit singkong. Mereka adalah Widakdo (Prodi Biologi), Rahayu Iswanti (Kimia), Vina Marfu’ah (Sosiologi), Wahyu Karunia Putra (Teknik Mesin) dan Silviani Dian Aisya (Akuntansi).
Kelima mahasiswa ini tergabung dalam Family of Mahadiksi UNY (Fomuny). Fomuny merupakan organisasi mahasiswa UNY yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi maupun KIP Kuliah.
Mereka membuat mi dari singkong yang diberi label Miesi. Mi singkong diolah dengan beberapa varian, seperti mi goreng dan mi rebus rasa pedas.
“Ini sesuai target market Fomuny. Harapannya Miesi menjadi pioner mi pedas sehat pertama di Indonesia yang berasal dari olahan kulit singkong,” ujar Widakdo seperti dilansir uny.ac.id.
“Tepung singkong ini memiliki nilai karbohidrat cukup tinggi. Cocok bagi penderita autis yang alergi terhadap gluten. Karena tepung singkong tidak mengandung gluten,” timpal Rahayu Iswanti.
BACA JUGA:
- Inisiasi Program Gen Aktif, BenihBaik.Com Bidik Anak Muda
- Jari Kejepit Piston, Warga Mendatangi Pos Pemadam Kebakaran, Ini yang Terjadi
- Menulis Manfaat Bunga Telang bagi Remaja Obesitas, Mahasiswa UGM Juara Pertama
Wahyu Kurnia Putra menambahkan, pembuatan mi singkong diawali pengolahan kulit singkong menjadi tepung. Kulit singkong dikupas. Lendir dibersihkan dengan air dan digosok-gosok.
Kemudian potong tipis-tipis hingga berbentuk seperti keripik. Direndam dalam air bersih selama 3 hari. Ganti air setiap 24 jam. Angkat rendaman. Tiriskan, lalu jemur sampai kering dengan kadar air 10-12 persen.
“Tumbuk chips kering, lalu diayak hingga halus. Tepung singkong siap dibuat mi,” ujar Wahyu.
Volume tepung singkong sebanyak 1 kilogram dicampur 10 gram garam bersama 3 butir kuning telur. Kemudian diaduk hingga merata. Masukkan adonan dalam kain tipis.
Dipadatkan teksturnya, dan dikukus selama 25 menit. Masukkan adonan dalam alat pembuat mi untuk mencetak. Setelah itu mi siap dimasak.
Dosen pembimbing tim Fomuny, Agus Basuki, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan PMW ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa sekaligus melatih untuk berpikir inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan limbah tak terpakai sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Kami berharap produk ini dapat diterima masyarakat. Memacu semangat mahasiswa untuk berwirausaha,” kata Dosen Pembimbing, Agus Basuki MPd.
(aza/asa)