YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Berapa jumlah penderita stroke di Daerah Istimewa Yogyakarta? Angkanya belum bisa dipastikan.
“Kami belum bisa menyebutkan angkanya. Masih dalam pendataan,” kata Sekretaris Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) DIY, Ahmad Risyaf Iskandar kepada ZonaJogja.Com, hari ini (5/8/2022).
Yastroki DIY sebenarnya sudah konfirmasi kepada beberapa rumah sakit. Namun, data fiks belum ada.
Iskandar pun buru-buru melakukan gerakan hidup sehat. Iskandar mengajak masyarakat melek terhadap faktor penyebab terjadinya stroke.
Terus melakukan kampanye agar masyarakat memperbaiki pola makan, mengatur pola pikir, dan mengefektifkan olahraga sebagai irama kehidupan yang sehat.
“Saatnya digelorakan perang semesta melawan stroke,” kata suami Latifah Iskandar ini.
Iskandar sendiri pernah menjadi pasien stroke pada tahun 2011 karena mengalami pendarahan.
Waktu itu mengalami hipertensi. Setelah melakukan pengobatan dan terapi, Iskandar dinyatakan sembuh.
Namun, Iskandar pada tahun 2013 kembali stroke. Setelah melakukan diet dan memperbaiki pola hidup, Iskandar kembali dinyatakan sehat, hingga sekarang.
“Alhamdulillah,” ujarnya.
Pengalaman itu menjadi semangat Iskandar berbagi kepada siapa saja yang terkena stroke. Termasuk berbagi kepada insan pascastroke.
BACA JUGA:
- Mau Bikin Akta Kelahiran di Kota Yogyakarta? Gampang, Ini Caranya
- Milad ke-59, Tapak Suci Panen Medali Emas
- Pameran Foto Panorama Jepang, Suguhkan Keindahan Bangunan dan Bunga
Selain aktif di Yayasan Stroke Indonesia, Iskandar juga aktif dalam organisasi sosial Happy Embung.
Happy Embung adalah wadah bagi penderita stroke, insan pascastroke, pendamping dan relawan.
Anggotanya sampai sekarang berjumlah 278 orang. Organisasi ini aktif melakukan kampanye hidup sehat dari stroke.
Para anggota mengingatkan bahaya hipertensi, diabetes, dan kolesterol yang bisa memicu stroke.
Penyakit tersebut harus dihindari. Iskandar menegaskan, penanganan stroke berimbas pada besarnya biaya pengobatan.
Selain itu, Iskandar mengusulkan perlunya rumah sakit cawe-cawe terhadap masyarakat yang pernah dinyatakan sebagai pasien stroke.
“Selayaknya insan pascastroke menjadi binaan rumah sakit,” sarannya.
Layanan rumah sakit tidak hanya sebelum dan saat penanganan. Tapi, perlu diteruskan setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Kata Iskandar, kata kunci menghindari stroke adalah pencegahan. Jikapun sudah terkena stroke, tindakan yang dibutuhkan adalah insan pasca stroke bisa tetap produktif.
Iskandar lantas mengutip statemen Gubernur Sultan HB X yang mengatakan stroke merupakan penyakit pertama yang menyebabkan kematian di dunia.
Setiap tahun terdapat 550.000 kasus stroke baru di Indonesia.
Mengoptimalkan gerakan pencegahan stroke, Yastroki DIY akan menggelar Jambore.
Mengusung tema Berbagi Enerji Sehat untuk Membangun Negeri. Dilaksanakan 28 – 30 Oktober 2022.
“Bagaimana dengan jambore ini bisa membuat insanpasca stroke bisa tetap semangat. Lebih mandiri. Dan, bisa hidup produktif,” kata Iskandar yang ditunjuk sebagai ketua panitia penyelenggara.
Yastroki DIY juga bertekad terus menekan pertumbuhan pasien stroke.
(aza)