YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menyatakan solusi polemik jilbab siswa SMA 1 Banguntapan Bantul sebaiknya dimulai dengan saling memberi maaf.
“Saya berharap antara guru dengan siswi dan orang tua bisa saling bermaafan atas semua yang sudah terjadi,” saran Huda kepada ZonaJogja.Com, hari ini (9/8/2022).
Kata Huda, tidak ada yang salah dari saling bermaafan dan saling menyambung silaturahmi. Ini adalah budaya adiluhung dan dianjurkan semua agama.
Tidak ada salahnya kepala sekolah dan guru minta maaf kepada murid atau orang tua.
Guru meminta maaf berarti mengajarkan sifat ksatria. Sangat mulia jika siswa atau orang tua minta maaf kepada guru.
“Karena bagaimanapun juga, guru mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Tidak ada mantan guru bagi seorang siswa,” kata Huda.
Politisi PKS ini berharap saling bermaafan bisa mendinginkan suasana. Lalu, fokus pada solusi permasalahan.
“Jangan lupa, Yogyakarta sangat menjunjung budaya luhur dan toleransi,” imbuhnya.
Bila mengorek kesalahan sampai detil, apalagi masalah yang sensitif, dikhawatirkan memancing polemik panjang dan melebar kemana mana.
BACA JUGA:
- Mau Cari Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan? Begini Prosedurnya
- Dibantu Swasta, Diskominfosan Pasang 1.000 Wifi di Kota Yogyakarta
- Di Depan Anggota Dewan, Sultan Tegaskan Pancamulia Jadi Visi RPJMD DIY
Huda mengajak masyarakat menyerahkan polemik jilbab kepada Disdikpora DIY.
“Saya yakin rekan rekan dinas mampu memberi solusi terbaik bagi siswa dan menegakkan aturan yang berlaku,” katanya.
Huda mendorong dinas menegakkan aturan secara proporsional dan profesional. Jika ada kesalahan, silakan diberikan sanksi secara proporsional.
Disdikpora bisa menyelesaikan masalah ini dimulai dari memfasilitasi pertemuan, rekonsiliasi dan saling memaafkan.
“Jangan lama lama karena dikhawatirkan ada pihak pihak yang ingin memperlebar masalah ini dan tidak berorientasi pada solusi. Jangan sampai juga melebar sehingga berpotensi menimbulkan konflik sosial,” kata Huda mengingatkan.
(aza)