SLEMAN, ZonaJogja.Com – Pernah mendengar istilah Spinal Muscular Atrophy (SMA)? Spinal Muscular Atrophy adalah penyakit otot yang ditandai perlemahan otot.
Penyakit ini bisa muncul saat kelahiran bayi atau sudah dewasa.
Dokter Spesialis Anak yang juga Dosen FKKMK UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan, penyakit SMA akibat defisiensi atau kekurangan protein.
Padahal, protein sangat penting bagi fungsi saraf yang mengontrol otot.
“Di Indonesia, 1 diantara 6.000 bayi yang lahir hidup hingga 1 dari 10.000 bayi menderita SMA. Walaupun gejalanya muncul saat bayi lahir atau nanti saat dewasa,” kata Dian dalam webinar Mengenal lebih dekat Spinal Muscular Atrophy dari Medis, Pendidikan dan Psikologis.
Acara ini diselenggarakan Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA), akhir pekan lalu (20/8/2022).
Kata Dian, ada empat tipe penyakit SMA. Tipe 1 diberi nama werdning-hoffman desease.
Nama tersebut diambil dari penemu tipe penyakit. Tipe 1 ini adalah SMA paling berat. Muncul pada usia di bawah 6 bulan.
Bayi-bayi yang menderita tipe 1 tidak akan pernah bisa duduk karena jumlah protein SMN tidak bisa mendukung otot untuk duduk.
Tipe kedua adalah tipe yang lebih ringan dibanding tipe 1. Tipe ini paling banyak ditemukan di Indonesia.
BACA JUGA:
- Muktamar Muhammadiyah ke-48 jadi Penyemangat, LBH Siap Lindungi Kaum Lemah di Indonesia
- LBH Muhammadiyah se-Indonesia Gelar Rakornas di Solo, Siap jadi Solusi Hukum
- Kerjasama dengan Bank Mandiri, Dosen dan Tenaga Kependidikan UGM Bisa Kredit Hingga Rp 15 Miliar
Tipe 2 ini muncul pada usia 6-18 bulan. Anak-anak yang mengalami SMA tipe 2 bisa duduk walau tidak sempurna.
“Tetapi tidak akan pernah bisa berdiri kecuali jika diterapi,” kata Dian seperti dikutip ugm.ac.id.
Sedangkan tipe 3 muncul pada anak di atas usia 18 bulan. Tipe ini lebih ringan dibanding tipe 2.
Anak-anak penderita SMA tipe 3 masih bisa beraktifitas seperti biasa, duduk, berdiri, serta berjalan.
Namun, penderita tipe 3 akan merasa lemah dan masih membutuhkan alat bantu gerak.
Lalu, tipe 4 adalah tipe paling ringan. Tidak muncul di usia anak-anak. Tipe 4 biasa muncul di usia dewasa. Penderita dapat beraktifitas, namun hanya merasa lemah.
“Sebenarnya ada SMA tipe 0. Tapi tipe ini sudah meninggal dalam kandungan. Begitu lahir langsung meninggal,” ujarnya.
(aza)