Kronika

Adakah yang Mengetahui, Lokasi Saat Kiai Dahlan Dirikan Muhammadiyah?

94
×

Adakah yang Mengetahui, Lokasi Saat Kiai Dahlan Dirikan Muhammadiyah?

Sebarkan artikel ini
MELENGKAPI SEJARAH: pemerhati sejarah dari Muhammadiyah, Riswinarno Akmal bersama Wiwied Widiyastuti. (istimewa)

ZonaJogja.Com – Siapa pendiri persyarikatan Muhammadiyah, semua, apalagi warga Muhammadiyah, akan menjawab dengan cepat. Yakni, Kiai Ahmad Dahlan.

Berdasarkan sejarah yang dituangkan dalam website resmi Muhammadiyah, Ahmad Dahlan lahir Agustus 1869. Memiliki nama kecil Muhammad Darwis.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Orang tuanya bernama   Kiai Haji Abu Bakar, seorang ulama, imam dan khatib Masjid Besar Kauman. Ibunya bernama Siti Aminah binti Haji Ibrahim, anak penghulu.

Pada tahun 1889, Kiai Ahmad Dahlan menikahi Siti Walidah binti Kyai Penghulu Haji Fadhil.

BERITA LAIN: Fadli Zon Apresiasi Pendirian Museum Muhammadiyah, Haedar Nashir Ajak Masyarakat Sering Kunjungi Museum dan Perpustakaan

Siti Walidah juga mendirikan  ‘Aisyiyah, organisasi muslim perempuan modernis pertama di Indonesia pada 27 Rajab 1335 H atau bertepatan 19 Mei 1917.

Aisyiyah adalah wadah bagi perempuan muslim untuk mengembangkan kiprah dalam ranah pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sebagaimana tujuan dan maksud Muhammadiyah.

Lantas, kapan Muhammadiyah didirikan? Pertanyaan ini juga tidak akan menguras pikiran.

Semua akan menjawab tanggal 18 November 1912 bertepatan 8 Dzulhijjah 1330 H.

Tapi, tahukah Anda. Dimana lokasi yang menjadi tempat deklarasi berdirinya Muhammadiyah dan Aisyiyah?

BERITA LAIN: Mendikdasmen Lepas 10.107 Guru Lulusan UAD, Abdul Mu’ti: Guru Tidak Bisa Digantikan Teknologi

Berdasarkan buku sejarah atau literasi resmi,  Muhammadiyah yang waktu itu bernama Moehammadijah adalah gerakan Islam yang lahir di kampung Kauman, Yogyakarta.

Tapi, sampai hari ini belum ada pihak menyatakan atau menyebutkan lokasi yang  menjadi tempat berdirinya Muhammadiyah pada 113 tahun lalu.

Apakah Kiai Ahmad Dahlan waktu itu mendirikan Muhammadiyah di rumah, halaman, atau tempat  lain?

“Pertanyaan itu yang sedang kami dalami sebagai sejarah Muhammadiyah. Sedang kami upayakan untuk mendapatkan informasi pasti,” kata pemerhati sejarah dari Muhammadiyah, Riswinarno Akmal kepada ZonaJogja.Com, hari ini (3/2/2025).

Riswinarno, alumnus Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM ini mengatakan, tim Museum Muhammadiyah sedang menggali informasi dari berbagai pihak.

BERITA LAIN: Ratusan Orang Saksikan Labuhan di Gunung Merapi, Kinahrejo Meriah

Informasi yang sedang dicari mengenai  lokasi dan jam saat Kiai Ahmad Dahlan menyatakan mendirikan Muhammadiyah.

Karena ada yang menginformasikan deklarasi berdirinya Muhammadiyah dilakukan di bawah menara gaok (menara sirine, red).

Ada yang mengatakan lokasi gaok di Loji Pakualaman. Ada pula menara gaok di Pasar Beringharjo.

“Kami tidak ingin tergesa-gesa mengambil keputusan soal informasi itu. Kami terus melakukan pendalaman,” kata suami Wiwid Widiyastuti ini memberi alasan.

Berdasarkan sejarah yang dituangkan dalam website resmi Muhammadiyah,  Muhammadiyah berdiri 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan18 November 1912 di Kauman,  Kota Yogyakarta.

BERITA LAIN: Bakpia Kukus Tugu Jogja Kenalkan Varian Rasa Matcha, Ratusan Boks Ludes Diborong Wisatawan

Pendirian Muhammadiyah diawali keberadaan Sekolah Rakyat bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikan Kiai Ahmad Ahmad Dahlan pada tahun 1912.

Madrasah ini melakukan kegiatan belajar-mengajar kali pertama  dengan memanfaatkan ruang tamu Kiai Ahmad Dahlan berukuran panjang 6 meter dan lebar 2.5 meter.

Ruangan ini berisi 3 meja, 3 kursi panjang dan satu papan tulis. Saat itu ada 9 santri  menjadi siswa di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Waktu terus berjalan. Dan, setelah melewati proses pengajuan yang tidak mudah, Muhammadiyah  menjadi perkumpulan yang memiliki badan hukum diakui Pemerintah Hindia-Belanda setelah terbitnya Besluit Nomor 81 tanggal 22 Agustus 1914.  (*)