SLEMAN – Kehamilan tidak meningkatkan risiko tertular infeksi COVID-19. Namun bisa meningkatkan risiko mengalami kondisi yang lebih buruk bila terinfeksi.
Risiko ini berpotensi dialami wanita hamil yang memiliki komorbid, seperti hipertensi, diabetes melitus, obesitas, atau penyakit paru kronik.
“Karena itu, calon ibu yang memiliki komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dulu ke dokter untuk mengoptimalkan kondisi sebelum kehamilan,” saran Pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi UGM, dr Irwan Taufiqur Rachman SpOG(K) seperti dilansir ugm.ac.id.
Ibu hamil harus istirahat yang cukup. Tetap menjaga protokol kesehatan, dan mengonsumsi vitamin untuk kehamilan secara bijaksana sesuai anjuran dokter.
Kata Irwan, konsumsi vitamin atau micronutrient dalam dosis tertentu sangat bermanfaat bagi kerja sistem imun tubuh.
BACA JUGA: RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kaji Penggunaan Oxygen Generator
Namun jika dikonsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kehamilan. Saat ini tidak hanya vitamin yang dikonsumsi secara berebihan, namun obat imunomodulator juga cenderung dikonsumsi secara berlebihan.
“Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih dulu,” ujarnya.
Ibu hamil berisiko tinggi perlu segera konsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Untuk apa?
Tak lain mendapatkan rekomendasi vaksinasi yang dapat dilakukan pada umur kehamilan 13 hingga 33 minggu. Begitu pula bagi ibu yang sedang laktasi.
Pada gelombang COVID-19 kedua sekarang ini, Irwan menemukan kasus ibu hamil terinfeksi virus corona yang memerlukan terapi suplemen oksigen dari derajat sedang hingga berat dibandingkan periode sebelumnya.
BACA JUGA: Waduh, Hari Ini DIY Tambah 1.809 Kasus Positif
“Terutama ibu hamil yang memasuki trimester kedua sampai awal trimester ketiga. Kemungkinan memerlukan terapi oksigen lebih tinggi dibandingkan pada wanita yang tidak hamil,” terangnya.
Ia mengingatkan agar ibu hamil waspada terhadap gejala infeksi COVID-19, seperti demam, batuk, anosmia, nyeri telan, kesulitan bernafas, atau gejala lain.
Ibu hamil tanpa komorbid, biasanya akan merasakan gejala ringan ketika terinfeksi COVID-19. Solusinya, dapat melakukan isolasi mandiri di rumah minimal 10 hari atau 10 hari ditambah 3 hari bebas gejala.
Obat yang dikonsumsi cukup obat yang bersifat simptomatis dan multivitamin.
Sementara ibu hamil dengan gejala sedang sampai berat sebaiknya dilakukan observasi di rumah sakit yang memiliki ruang isolasi dengan tenaga dokter yang mampu merawat ibu dan bayi. (nik/asa)