SLEMAN – Inilah sosok perempuan yang gigih mendampingi seorang kerabat keluarga yang positif COVID-19. Namanya Farah Sausan Salsabila.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga ini harus mendampingi kakeknya yang sedang menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito.
“Tidak ada kata tidak. Saya harus menemani simbah,” kata Farah yang tinggal di Minggiran, Mantrijeron, Yogyakarta.
Itulah sebabnya, ketika pria berusia lanjut usia mengalami sesak yang hebat di rumahnya, Farah pantang putus asa.
Ia harus bisa mengatasi keadaan. Pasalnya, keluarga besar dari simbahnya terinfeksi virus corona. Mereka sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
BACA JUGA: Sebaiknya Ibu Hamil Melakukan Ini, saat Terjadi Lonjakan Kasus COVID-19
Otomatis, tidak ada keluarga yang bisa menemani Farah. Ia hanya ditemani pesan atau video call melalui whatsapp dari saudara-saudaranya.
“Sebelum saya bertindak, saya konsultasi dengan keluarga,” ujarnya.
Farah dan keluarganya harus maksimal menjaga kakek yang terpapar COVID-19. Pasalnya, isteri kakeknya yang komorbid penyakit diabetes telah meninggal dunia setelah terinfeksi COVID-19.
Mengingat kakek dan neneknya terpapar virus corona, Farah juga berisiko tertular. Sehari-harinya, kontak erat dengan keduanya.
Tapi, Farah tetap memakai alat pelindung diri (APD). Mulai pakai baju hazmat, masker, pelindung mata, pelindung wajah, sarung tangan medis, dan penutup kepala.
Akhirnya, Farah diminta melakukan rapid tes antigen. Hasilnya negatif. Tapi, tanggal 14 Juli mendatang, ia diminta kembali ke puskesmas untuk melakukan tes swab.
“Mudah-mudahan hasilnya tetap negatif,” ucapnya penuh harap.
Kembali ke kakeknya. Pada Jumat (9/7/2021) malam, kondisi kakeknya sempat kritis. Mengalami sesak nafas. Batuk-batuk. Oksigen juga hampir habis.
Lalu, Farah menghubungi siapa saja yang bisa membawa kakeknya ke rumah sakit. Ia meminta tolong pemuda-pemudi di kampung Minggiran. Termasuk menghubungi para pinisepuh.
BACA JUGA: RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kaji Penggunaan Oxygen Generator
Tapi, membawa kakeknya ke rumah sakit bukan pekerjaan gampang. Sejumlah rumah sakit di Kota Yogyakarta dan Bantul yang dihubungi telah dipenuhi masyarakat yang ingin berobat.
Akhirnya, pada Sabtu (10/7/2021) sekitar pukul 02.00 dinihari, kekek yang dibawa dengan ambulan menuju RSUP DR Sardjito.
“Alhamdulillah. Ada tempat. Kakek bisa menjalani penanganan medis. Terimakasih RSUP Dr Sardjito,” kata Farah usai menyelesaikan pendaftaran.
Usai kakeknya ditempatkan di tenda darurat, Farah langsung memotret kondisi kakeknya. Lalu, foto itu dibagikan kepada saudara-saudaranya melalui pesan gambar di whatsapp.
Tak lama kemudian, hujan mulai mengguyur wilayah RSUP Dr Sardjito dan sekitarnya. Hingga akhirnya lantai di tenda darurat dipenuhi aliran air hujan.
BACA JUGA: Penanganan COVID-19 di DIY, Ada yang Gunakan Danais
Tapi, para pasien tetap aman dari air hujan. Pemandangan itu membuat Farah sedih bercampur geleng geleng kepala.
Sedih, karena para pasien harus menahan dingin. Tapi, Farah juga memuji semangat para pasien dan keluarga yang segera menyesuaikan dengan datangnya hujan.
Farah juga mengacungi jempol semangat dan kegigihan para tim medis yang tetap melayani pasien dengan sepenuh hati meski sedang hujan.
Ia lantas memoret situasi tenda pasien COVID-19 saat hujan. Lalu, dishare kepada kerabat saudara, pemuda pemudi, dan para pinisepuh kampung.
“Kita harus mensuport pasien agar kembali sehat. Kita juga harus terus memberi dukungan moral kepada para tim medis dalam menjalankan misi kemanusiaan. Semoga selalu diberikan kesehatan,” ujar Farah. (aza/asa)