Tutup
Kronika

Satupena Hadir di DIY, Tegaskan Tanpa Budaya Literasi, Jogja Tak Istimewa

189
×

Satupena Hadir di DIY, Tegaskan Tanpa Budaya Literasi, Jogja Tak Istimewa

Sebarkan artikel ini

YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Giliran Satupena Indonesia hadir di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Satupena adalah organisasi perkumpulan penulis yang didirikan dengan tujuan mewadahi aktivitas, kreativitas, serta menjadi ajang silaturahmi para penulis.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Awalnya, Satupena didirikan di Surakarta tahun 2017. Penggagasnya Nasir Tamara. Pada periode ke-2 ini, Satupena dipimpin Denny JA.

“Lalu dibentuklah Satupena di setiap provinsi, termasuk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Ketua Satupena DIY, Dhenok Kristianti kepada ZonaJogja.Com, hari ini (12/5/2022).

Pengurus Satupena Provinsi DIY akan dikukuhkan 15 Mei mendatang di ASDRAFI Sompilan, Ngasem.

Kata Dhenok, motto Satupena DIY adalah, “Tanpa budaya literasi, Jogja tidak istimewa.”

DHENOK KRISTIANTI: Lokomotif Satupena DIY.

Dengan semboyan tersebut, program-program Satupena DIY dijiwai semangat memajukan literasi yang berakar dari kekayaan budaya.

Program-program tersebut antara lain;
mengapresiasi karya fiksi maupun nonfiksi dalam siaran radio. Program ini telah berjalan, bekerjasama dengan radio VEDAC 99FM.

Menerbitkan karya bersama para anggota Satupena DIY, baik fiksi maupun nonfiksi.

Menjalin kerjasama dengan penerbit dan media massa di DIY.


Susunan Pengurus Satupena DIY

Penasihat
1. Mustofa W. Hasyim
2. Dr Drs Nur Iswantara MHum

Ketua:
Dhenok Kristianti

Wakil Ketua: Achmad Charris Zubair MHum dan Sutirman Eka Ardhana

Sekretaris: Ana Ratri Wahyuni dan Tri Wahyuni

Bendahara:
Rahmawati Ari Wulandari

Divisi Program dan Kerjasama:
1.KRT Agus Istijantonagoro
2. Dr Akhir Lusono
SSn MM
3. Joana Zetira

Divisi Usaha:
1. Hazwan Iskandar
Jaya S P Med CMT
ASEAN
2. Awit Radiani
3. R Benny Pradipta SS.

Divisi Organisasi dan Keanggotaan:
1.Teguh Priyono
2. Hanif Kurniawan SH
3. Alvina Yusarianti


Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, seperti Balai Bahasa, Dinas Kebudayaan, dan insitusi lain.

Menyelenggarakan pelatihan menulis untuk guru, mahasiswa, siswa dan umum.

Mengadakan webinar secara berkala dengan topik-topik kepenulisan.

“Kami berharap kehadiran Satupena DIY bisa  menjadi mitra organisasi lain yang peduli pengembangan literasi.

(aza/asa)