YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Kreasi kerajinan DIY sudah melampaui fenomena pasar dunia. Pintu menembus pasar dunia terbuka lebar.
Namun para pelaku dan organisasi kerajinan harus menyesuaikan realitas baru. Yakni beralih ke platform digital.
“Dengan perubahan perilaku konsumen, dan beralih ke model bisnis baru, para perajin dapat bercermin kebutuhan pasar saat ini,” kata Wagub Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat membuka Musyawarah Daerah Dewan Kerajinan Daerah di Royal Ambarrukmo Hotel (18/6/2022).
Kata Wagub, jenis usaha kerajinan tidak boleh selalu dipandang remeh tanpa didukung dengan usaha pemberdayaan. Kerajinan merupakan cikal bakal industri besar yang mampu menembus pasar internasional.
Menghasilkan banyak manfaat bagi perekonomian masyarakat dan kestabilan ekonomi negara.
“Menganggap usaha kerajinan adalah sektor lemah yang harus selalu ditolong, sama halnya tidak ingin industri kerajinan menjadi besar,” kata Wagub mengingatkan.
BACA JUGA:
- BPK Audit Keuangan Pemkot Yogyakarta, Ini Hasilnya
- 117 Kartu Lisensi Anggota HPI Kota Yogyakarta Kadaluwarsa, Sinarbiyat: Harus Diperbarui
- LPS Ingatkan BPR dan BPRS Siapkan Kemanan IT yang Andal
Ketua Dekranasda DIY 2017-2022, GKR Hemas mengungkapkan selama 5 tahun terus aktif menggelar event tahunan Jogja Internasional Batik Biennale (JIBB).
“Capaian dari kegiatan ini adalah memperluas promosi batik secara konsep, dan mempelajari inovasi batik dari berbagai negara,” kata GKR Hemas.
Hemas mengatakan, program dan kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menjangkau kaum milenial yang inovatif dan kreatif.
Wagub berharap para pengurus baru dapat bersinergi memajukan kerajinan dan meningkatkan kesejahteraan para pengrajin DIY.
(aza/asa)