SLEMAN, ZonaJogja.Com – Tahukah Anda, apa penyebab epilepsi? Faktornya bermacam-macam.
Dokter Atitya Fithri Khairani dari Departemen Neurologi FK-KMK UGM mengatakan bisa karena kelistrikan yang berlebihan.
Yakni, ada kelainan keseimbangan neurotransmitter, sehingga terjadi kelistrikan yang berlebih.
“Atau karena terdapat penyebab di balik kelistrikan,” jelas Atitya pada Bincang-bincang Santai RAISA Radio seperti dilansir ugm.ac.id (23/6/2022).
Pada usia dewasa, harus mencari penyebab kelistrikan berlebih. Penyebabnya bisa karena stroke atau bisa karena tumor otak.
Dan, bisa saja kejang merupakan salah satu gejala dari tumor otak.
Kejang ditandai beberapa kondisi. Mulai berdebar-debar, pusing, terasa kram, dan tidak enak di bagian perut.
Namun, ada juga yang tiba-tiba jatuh tanpa gejala awal.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami kejang adalah mengamankan penderita.
BACA JUGA:
- Pendaftar Kerja di UGM 19.760 Orang, Lolos Seleksi 185 Orang, Mulai Kerja 1 Juli 2022
- UMUKA Bantu Pendirian Universitas Muhammadiyah di Pangandaran
- Pendidikan Revolusi Tak Efektif dengan Metode Seperti Ini
Misalnya memberi alas, bantal, jaket, atau kain yang tebal untuk melindungi bagian kepala penderita.
Lalu, menyingkirkan benda tajam atau cairan berbahaya untuk memastikan daerah sekitarnya aman.
Jangan memegang atau menahan penderita agar berhenti kejang. Sebab kejang akan berhenti sendiri.
Juga harus menghindari memasukkan benda apapun dalam mulut penderita. Misalnya sendok. Karena akan mengakibatkan terjadinya fraktur.
Tindakan selanjutnya melonggarkan pakaian di sekitar leher, memberi minyak kepada penderita kejang.
Kata Atitrya, kejang sebagian besar terjadi selama dua sampai tiga menit. Kalau lebih dari limat menit, harus dibawa ke rumah sakit.
“Karena risiko kerusakan otaknya menjadi lebih besar jika semakin lama,” katanya memberi alasan.
(nik/asa)