SLEMAN, ZonaJogja.Com – Apia Dewi Agustin. Gadis berusia 22 tahun ini akan menyelesaikan kuliah prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Saat ini, Dewi, begitu sering disapa, masih kuliah semester 8.
“Bismillah. Sebentar lagi lulus,” kata Dewi dengan nada semangat.
Ada sederet kisah perjalanan Dewi kuliah di UGM. Perjuangan hidupnya juga tak main-main.
Dewi, lahir di lereng Gunung Lawu wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Orang tuanya petani sayur. Juga membuka warung kelontong kecil-kecilan di rumah.
Ibunya terus menyemangati agar Dewi menyelesaikan kuliah. Ia merasa senang mempunyai ibu yang menyayangi dan pengertian.
Tapi, Dewi juga sesekali sedih saat mengingat ayahnya yang sudah meninggal dunia satu tahun lalu.
Dewi mengaku bersyukur saat diterima sebagai mahasiswa UGM pada empat tahun lalu.
Ia tidak mendaftar beasiswa bidikmisi. Namun, karena masuk dalam kelompok UKT 2, semester satu diikutkan pada beasiswa bidikmisi.
“Saya dapat rekomendasi bidikmisi dari Direktorat Kemahasiswaan pada awal semester 1,” kata Dewi seperti dilansir ugm.ac.id.
BACA JUGA:
- Prestasi UMBY Tambah Lagi, Dua Gadis Tampil Manis pada Cabor Pencak Silat
- Gara Gara Air Kencing Tikus, 2 Warga Yogyakarta Meninggal Dunia
- Warga Karangturi Tolak Pembangunan SPBU, Ini Alasannya
Ia menyukai Akuntansi sejak masih duduk di bangku SMP. Saat sekolah SMA, ia mengambil kelas IPS.
“Guru ekonomiku sangat inspiratif dan favorit banget. Ngarahin ikut lomba, OSN, ikut pembinaan dan sebagainya,” kenangnya.
Dewi juga meraih prestasi sebagai lulusan yang memperoleh nilai tertinggi di Kabupaten Magetan. Bahkan, tertinggi di almamater.
“Secara nggak langsung, tersugesti dan termotivasi. Dari lingkungan keluarga, kakakku juga lulusan akuntansi. Jadi banyak dapat amunisi,” kata Dewi anak bungsu dari dua bersaudara.
Meski memiliki prestasi di kampung halaman, Dewi mengaku sempat minder dan insecure bertemu teman kuliah yang keren-keren.
“Tapi alhamdulillah. Lama-lama jadi terbiasa. Enjoy aja dengan keadaan,” imbuhnya.
Agar bisa mengikuti kuliah dengan baik, Dewi membiasakan diri membaca materi dan buku berbahasa Inggris.
Ia juga aktif di ruang kuliah. Kata Dewi, peningkatan diri tidak hanya tentang wawasan dan pengetahuan.
Tetapi juga pola pikir, tingkah laku, kedisiplinan, dan pengalaman.
Dewi beruntung bisa menjadi peserta program beasiswa Bidikmisi. Sangat membantu kelancaran kuliah.
Pasalnya, kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan yang tidak banyak berbuat untuk membiayai keperluan selama kuliah.
“Beasiswa ini sangat membantu,” ujarnya.
Saat ini, Dewi menunggu ujian sidang skripsi. Ia melakukan penelitian tentang Sistem Informasi Akuntansi Wakaf.
Penelitian ini digarap dengan proyek dosen FEB yang dibiayai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
(aza)