YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Tim Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) UGM melakukan riset mengenai loyalitas abdi Kraton Yogyakarta.
Tim beranggotakan Whafiq Azizah Fadilla dan Fadhillah Indah Nur Pratiwi (keduanya dari Fakultas Hukum), Vicky Mayreza Antoni (Filsafat), Danu Saifulloh Rahmadani (Filsafat) dan Fariz Azhami Ahmad (Sosiologi).
Tema penelitian mengambil topik “Menelisik Falsafah Rumongso Melu Handarbeni pada Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat terhadap Loyalitas dalam Hubungan Kerja”.
Mereka mengungkap penerapan nilai budaya oleh abdi dalem Keraton sarat menciptakan kesetiaan kepada Keraton.
BACA JUGA: Caroline, Gadis Fotojenik yang Mahir Jadi Public Relations
Para abdi dalem telah menerapkan nilai-nilai budaya pada falsafah rumongso melu handarbeni.
Falsafah rumongso melu handarbeni dapat dimaknai sebagai nilai yang mewajibkan abdi dalem untuk merawat, menjaga, dan melestarikan.
“Contoh nyata penerapan falsafah rumongso melu handarbeni,” kata Whafiq seperti dikutip ugm.ac.id.
Misalnya saat menjaga kebersihan lingkungan karaton, dan menceritakan nilai-nilai luhur kepada para pengunjung.
Mereka juga mematuhi sopan santun sebagai sarana pembentukan karakter abdi dalem.
Juga menjaga artefak-artefak karaton, seperti pusaka, piranti makan, dan benda Keraton lain yang memiliki muatan nilai sejarah.
BACA JUGA: Banyak Uji Kompetensi Wartawan Palsu, Dewan Pers akan Konsolidasi dengan Konstituen
“Para abdi dalem turut menjaga peralatan-peralatan biasa milik karaton yang digunakan untuk pengabdian mereka sehari-hari,” terangnya.
Penerapan nilai-nilai pada falsafah rumongso melu handarbeni tercipta melalui penghayatan abdi dalem terhadap falsafah rumongso melu handarbeni.
Penghayatan tersebut tampak pada internalisasi nilai-nilai spiritualitas. Sementara penerapan nilai falsafah rumongso melu handarbeni dilatarbelakangi tendensi yang sifatnya spiritualitas.
“Bukan pada sifat materialis, layaknya hubungan kerja pada konstruksi modern,” tambah Vicky.
Loyalitas berorientasi spiritualitas ini sebagai penyeimbang kesetiaan terhadap konstruksi ketenagakerjaan modern yang berorientasi material. (*)