Headline

Waduh, 2,45 Juta Remaja di Indonesia Alami Gangguan Mental

152
×

Waduh, 2,45 Juta Remaja di Indonesia Alami Gangguan Mental

Sebarkan artikel ini
TENTANG REMAJA: FGD Kewaspadaan Dini: Penanggulangan Aksi Kejahatan Jalanan Berbasis Sekolah. (kesbangkotajogja)

YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) bersama WHO melakukan survei tentang anak muda.

Hasilnya,  1 dari 20  remaja (5,5 persen) atau setara 2,45 juta orang, terdiagnosis mengalami masalah gangguan mental.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Satu  dari 3 remaja  (34,9 persen ) setara 15,5 juta orang, memiliki masalah kesehatan mental.

Selain itu, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2020, menunjukkan 19 juta penduduk berusia  di atas 13 tahun mengalami gangguan mental emosional.

“Sedangkan 12 juta penduduk berusia  diatas 13 tahun mengalami depresi,” terang Psikolog (LP3K DIY), Oktaviani SPsi pada “FGD Kewaspadaan Dini: Penanggulangan Aksi Kejahatan Jalanan Berbasis Sekolah” di  Hotel Royal Darmo (9/3/2023).

BACA JUGA: Waspada, 16 Bencana Mengancam, BPBD DIY Gelar Pelatihan USAR

Acara ini diselenggarakan Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta. Diikuti 49 guru Bimbingan Konseling SMP se-Kota Yogyakarta.

Oktaviani mengatakan, indikator kesehatan mental ketika remaja memunculkan persoalan yang tidak memenuhi kriteria klinis.

Sementara kesehatan mental ditandai  kemampuan bekerja, berfungsi secara produktif, mampu menanggulangi tekanan hidup, dan mampu memberi kontribusi bagi lingkungan.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta, Drs Yunianto Dwisutono berharap meningkatnya kemampuan kewaspadaan dini dapat meminimalisir potensi konflik antar-pelajar.

Sekolah menjadi penyaring utama dalam pendataan potensi remaja berisiko di lingkungan.

BACA JUGA: Pelayanan di RSUD Kota Yogyakarta Bertambah, Cek di Sini

“Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan kebijakan tepat menjaga kondusifitas Kota Yogyakarta,” kata Yunianto.

Para guru bimbingan konseling dapat mengupayakan peningkatan kewaspadaan dini di lingkungan sekolah, terutama mengenai potensi kerawanan konflik yang dapat muncul dari kalangan anak muda dan pelajar. (*)