SLEMAN, ZonaJogja.Com – Mengapa pengajaran jurus dasar pada pencak silat tidak selalu sesuai kemampuan gerakan setiap pembelajar?
Pertanyaan itu menjadi topik sarasehan pendekar Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang digelar di Aula Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY di Kalasan, Sleman, 8-9 Juli 2023.
Sarasehan dihadiri 25 Pimpinan Wilayah Tapak Suci se-Indonesia. Masing-masing mengirim 4 pendekar dengan ketingkatan minimal pendekar kepala.
Dihadiri Ketua Umum PP Tapak Suci HM Afnan Hadikusumo. Juga hadir Wakil Ketua II PP Tapak Suci, Roni Syaifullah, Arry Rusdiantara (Sekretaris PPTS dan panitia sarasehan), serta Pendekar Muda Ir Ahmad Syauqi Soeratno.
BERITA LAIN: Apa Relasi Bulaksumur, UGM, Maul Hayyah dan Chidir Phenomenon? Begini Pemikiran Sultan HB IX
“Penting bagi kurikulum untuk menjadi fleksibel. Memungkinkan fakta bahwa pembelajar bervariasi, sejauh yang diminati dan apa yang dapat dicapai,” kata Afnan saat memberi sambutan.
Kata Afnan, kurikulum yang akurat memastikan pembelajar menerima pelajaran tepat yang dibutuhkan untuk mempelajari apa yang harus diketahui.
Begitu pula dalam pengajaran kuda-kuda, rangkaian jurus, dan mata pelajaran lain yang membutuhkan fleksibilitas.
Kurikulum harus memungkinkan minat dan kemampuan pembelajar saling bercampur, sehingga pelajaran dapat dipahami dan dipelajari.
“Ketika pelatih menggunakan kurikulum secara efektif, pembelajar lebih mungkin untuk menyimpan informasi yang mereka terima secara efektif,” ujar Afnan yang disebut-sebut bakal meramaikan pemilihan walikota Yogyakarta tahun 2024.
BERITA LAIN: Festival Crossborder Skouw, Acara Bergengsi di Pos Lintas Batas Negara, Dihadiri Ribuan Peserta
Sehingga setiap gerak dan langkah keilmuan di Tapak Suci harus dinamis. Yakni, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Harus ada penyamaan persepsi keilmuan. Harus ada standarisasi kurikulum sesuai jenjang dan ketingkatan serta usia.
Itulah sebabnya, Pimpinan Pusat Tapak Suci memandang perlu melakukan rekonstruksi kurikulum untuk menjawab problematika di lapangan.
Harapannya, rekonstruksi kurikulum akan membantu memudahkan para pelatih melakukan proses transfer keilmuan bagi para siswa maupun kader Tapak Suci di masa mendatang.
Wakil Ketua II PP Tapak Suci, Roni Syaifullah menyambut baik pelaksanaan sarasehan.
“Kegiatan ini didesain untuk mempelajari keilmuan di Tapak Suci. Update kurikulum menjadi langkah strategis Tapak Suci menghadapi kemajuan jaman,” ujar Roni.
BERITA LAIN: Rumah Matahari Turi, Villa Bernuansa Vintage di Lereng Merapi
Pendekar Muda Ir Ahmad Syauqi Soeratno berharap sarasehan meningkatkan kualitas para atlit Tapak Suci secara nasional.
Sarasehan harus memunculkan ide dan gagasan dalam penyusunan kurikulum yang berkemajuan.
“Terutama terkait pembentukan karakter kader Tapak Suci yang sangat konsen mengedepankan iman, akhlaq dan ilmu,” kata Syauqi.
Ketua Majlis Guru PPTS, Drs H Hisbullah Rahman mengatakan, keilmuan Tapak Suci bersifat metodis dinamis.
Sehingga pada perkembangannya akan terjadi penyempurnaan. Kata Hisbullah, keilmuan Tapak Suci selama ini dibagi tiga tingkatan.
Yakni, pendasaran, pendalaman dan pengembangan. Keilmuan Tapak Suci perlu pemurnian, agar menghasilkan kader dan atlit yang semakin membanggakan bagi perguruan maupun bangsa. (*)