Headline

Bangun Citra Kulon Progo, Manfaatnya untuk Kesejahteraan Masyarakat

79
×

Bangun Citra Kulon Progo, Manfaatnya untuk Kesejahteraan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
LANDMARK PENARI ANGGUK: Pemkab Kulon Progo membangun landmark Patung Angguk di Alun-Alun Wates yang direncanakan tahun ini. Muaranya tak lain untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata. (azam/tangkapan layar)

ZonaJogja.Com – Kabupaten Kulon Progo terus berbenah. Berbagai program strategis semakin digiatkan, termasuk membangun ikon landmark pariwisata di sejumlah lokasi.

Ikon landmark tak hanya menambah Kulon Progo menjadi semakin cantik. Namun, juga mendukung eduwisata dan ekowisata yang muaranya untuk kesejahteraan masyarakat.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito SSn MSn mengatakan,  ada lima ikon landmark pariwisata yang akan dibangun.

“Pembangunan landmark sudah berdasarkan kajian secara mendalam,” terang Joko kepada ZonaJogja.Com, hari ini.

BERITA LAIN: Mau Postingan Foto di Facebook jadi Menarik? Ini Ukuran yang Direkomendasikan

Pertama, ikon Kresna Duta di pertigaan Milir.  Ikon ini mengisahkan lakon wayang legendaris untuk Yogyakarta dan Surakarta.

Lakon Kresna Duta mencitrakan peran otoritas pemerintah daerah melakukan tugas-tugasnya untuk kepentingan rakyat.

Ikon ini sekaligus dimaknai sebagai refleksi tiga pilar kekuatan pemerintah Kulon Progo. Yakni, legislatif, eksekutif dan masyarakat kapanewon.

Kedua, Sugriwa-Subali.  Patung ini direncanakan akan dibangun di depan Bandara YIA.

Kisah Sugriwa-Subali di Goa Kiskendo memiliki hubungan dengan topomini geografis administratif di wilayah sekitarnya.

BERITA LAIN: Deswita Jatimulyo Juara 1 ADWI 2024, Predikat Desa Wisata Maju Tingkat Nasional

JUARA 1: Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito SSn MA (tengah) saat menerima penghargaan dilaksanakan pada acara Malam Anugerah Desa Wisata di Teater Tanah Airku Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (17/11/2024) malam. (istimewa)

Tujuan pembangunan patung ini untuk mengangkat kisah lokal Sugriwa-Subali untuk ekspresi simbolik wisata berbasis budaya di Goa Kiskendo, Girimulyo.

Ketiga, Tiga Gunung Berapi Purba.  Ikon ini akan dibangun di Teteg Kulon Wates.

Tujuannya mengangkat panorama alam dan kekayaan pegunungan Menoreh.

Ikon ini memberi ruang wisata edukasi yang rekreatif dan memahami warisan kekayaan alam yang terpendam.

Keempat, Nglarak Blarak. Ikon yang akan dibangun di pertigaan Serut ini mengangkat seni dan budaya permainan tradisional berprestasi di Kulon Progo.

Juga memberi perhatian khusus kepada generasi muda yang paling dominan mengembangkan permainan tradisional dan kesenian rakyat.

BERITA LAINPariwisata Kawasan Selatan Dikembangkan, Pemkab Kulon Progo Dorong Kolaborasi

Ikon Nglarak Blarak menampilkan budaya kelompok masyarakat penderes di Kulon Progo.

Juga untuk mengapresiasi semangat anak-anak muda yang menerima dengan kesadaran kolektif mengembangkan permainan tradisional.

Kelima, Patung Penari Angguk. Ikon landmark  akan dibangun di Alun Alun Wates.

Menggambarkan harmonisasi, keseimbangan, moderat, kesuburan, keindahan dan kecantikan.

Tujuannya tak lain mengangkat seni pertunjukan lokal yang menjadi unggulan Kabupaten Kulon Progo.

Pertanyaan sekarang, mengapa perlu ada landmark di Kulon Progo? Jawabannya,  landmark merupakan salah satu elemen pembentuk citra kota berupa bangunan atau tempat yang mudah dikenali.

BERITA LAIN: BKK Danais 2025 Dibagikan, Kulon Progo Tertinggi, Terima Rp 103 Miliar

Landmark juga dapat diartikan sebagai kekhasan daerah.  Landmark sangat berpotensi sebagai sektor pariwisata.

“Tujuannya jelas. Keberadaan landmark dapat menarik wisatawan berkunjung ke Kulon Progo. Dampak positifnya akan dirasakan masyarakat juga,” kata Joko Mursito.

Begitu pula keinginan Pemkab Kulon Progo membangun landmark Patung Angguk di Alun-Alun Wates yang direncanakan tahun ini.

Muaranya tak lain untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.

Seperti diketahui, Tari Angguk merupakan satu-satunya kesenian di Indonesia yang menjadi seni budaya unggulan di Kulon Progo. Bahkan, sudah sangat dikenal secara internasional.

BERITA LAIN: Mewujudkan Harapan Baru dalam Tantangan Kehidupan | oleh: Bintang Afkarronaa

Namun, pembangunan landmark di Kulon Progo, termasuk patung 16 perempuan penari angguk, tidak bisa diartikan  mengabaikan program bagi rakyat.

“Di luar rencana penataan Alun-alun Wates, sebenarnya ada anggaran untuk pemberdayaam masyarakat, pengentasan kemiskinan, termasuk pembangunan jalan. Semua sudah ada ploting sendiri-sendiri,” ujar Joko.

Pembangunan  landmark merupakan program sinergi dengan tujuan jangka panjang. (*)