JAKARTA, ZonaJogja.Com – Asosiasi Dokter Medis Sedunia atau World Medical Association (WMA) menyelenggarakan International Code of Medical Ethics (ICoME).
Topik yang dibahas tentang standarisasi etik kedokteran dan profesionalisme. WMA menunjuk Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi.
Konferensi diikuti 100 negara anggota WMA. Dihadiri antara lain Sekjen WMA Dr Otmar Kloiber, Bendahara WMA Prof Ravindra yang mendalami etika kedokteran telemedis.
Dokter Ramin Parsa-Parsi, inisiator perubahan deklarasi Geneva dan International Code of Medical Ethics yang sedang direvisi.
Juga hadir Prof Urban Wiesing yang merupakan bagian dari inisiator Deklarasi Helsinki.
Sekjen WMA, dr Otman Kloiber menandaskan organisasi medis, terutama dokter, termasuk organisasi vital, karena menyangkut kesehatan raga dan keselamatan nyawa.
“Bagi kami di WMA, keberadaan organisasi profesi juga harus tunggal, karena menyangkut standarisasi etik kedokteran demi keselamatan pasien dan masyarakat, serta dokter,” kata Otman.
IDI merupakan anggota WMA. Memiliki sejarah panjang dengan WMA selama 70 tahun. IDI juga memiliki sejarah panjang dengan negara Indonesia.
“IDI merupakan salah satu anggota penting bagi kami. Saat ini, kami di WMA hanya mengakui IDI sebagai organisasi profesi medis sebagai perwakilan dari Indonesia,” tandas Otman.
BACA JUGA:
- Menyedihkan, Beginilah Kondisi Rumah Seorang Pahlawan Nasional
- Mmm, Lezatnya Pie Mocaf Ubi Kuning Racikan Mahasiswa UNY
- Yogyakarta Itu Istimewa, Tapi Regulasinya Tak Istimewa
Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono SpPD(K) berharap pedoman etika kedokteran dapat dieksplorasi secara menyeluruh.
Tidak hanya melindungi dokter. Juga memastikan layanan kesehatan terbaik yang diberikan kepada pasien.
“Saya percaya pertemuan ini akan menjadi kesempatan baik untuk melakukan. Melalui peningkatan etika pedoman, kita harus memastikan hukum, adil, dan efisien kesehatan,” pinta Dante.
Sebagai anggota WMA, IDI juga dilibatkan dalam penyusunan revisi kode etik kedokteran internasional.
Delegasi dari IDI diwakili dr Pukovisa Prawiroharjo SpS(K) PhD; Dr dr Eka Ginanjar SpPD; dan Prof Dr dr Sukman Tulus Putra SpA(K).
Sementara Ketua Umum PB IDI, dr Adib Khumaidi SpOT mengatakan penyelenggaraan acara kolaborasi dengan WMA merupakan bukti penguatan sinergi IDI di kalangan kedokteran medis internasional.
(aza/asa)