YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Gubernur Sultan Hamengku Buwono X jalan-jalan di pasar tradisional di Kota Yogyakarta.
Lokasi yang dipilih adalah Pasar Beringharjo dan Pasar Kranggan. Didampingi Tim Pengendali Inflasi Daerah DIY dan TPID Kota Yogyakarta, Sultan memantau harga kebutuhan pangan.
Sultan menemui beberapa pedagang beras dan penjual daging. Usai menemui para pedagang, Sultan melakukan dialog dengan distributor dan pedagang, dilanjutkan seremonial operasi pasar.
Sultan mengatakan pemerintah daerah harus mengendalikan inflasi di DIY pada kuartal ketiga tahun 2022 yang mencapai 6,7 persen, pertumbuhan ekonomi di angka 5,89 persen.
“Ada selisih. Berarti ekonomi di DIY tidak tumbuh. Kenaikan harga dan pertumbuhan ekonomi tidak seimbang,” kata Sultan.
BACA JUGA: Riset Jadi Dasar Kebijakan Strategis Lembaga Penjamin Simpanan
Harga kebutuhan harus dikendalikan agar inflasi di DIY bisa turun. Salah satu solusinya memberi bantuan biaya distribusi kepada distributor.
Pemda DIY akan membantu biaya transportasi yang dikeluarkan distributor sebesar Rp 2 ribu/kilogram.
Sultan meyakini harga pasti turun, karena transportasi tidak dalam komponen untuk dimasukan dalam harga.
Stok pangan di DIY hingga akhir tahun tidak ada masalah. Produksi beras di DIY di atas kebutuhan.
Volume mencapai sekitar 900.000 ton. Tapi yang dikonsumsi masyarakat hanya sekitar 667.000 ton.
BACA JUGA: Jelang Muktamar Muhammadiyah, Hotel di Yogyakarta Panen Tamu
Sebelumnya, Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi mengatakan, harga kebutuhan pokok deviasi Rp 1.000 – Rp 2.000.
Penyebabnya permintaan dan penawaran serta pengaruh letak pedagang berjualan.
“Tapi pada prinsipnya harga kebutuhan pokok di Kota Yogyakarta masih terkendali,” kata Sumadi.
Harga beras Rp 10.500 – Rp 11 ribu/kilogram, daging ayam broiler Rp 32 ribu/kilogram, daging sapi Rp 130 ribu- 135 ribu/kilogram.
Cabai merah Rp 30 ribu/kilogram, telur ayam broiler naik Rp 2 ribu menjadi Rp 28 ribu/kilogram. (*)
Komentar