Kronika

Mengenang Mbah Darmo, Pelawak Nyentrik yang Anti Putus Asa

×

Mengenang Mbah Darmo, Pelawak Nyentrik yang Anti Putus Asa

Sebarkan artikel ini
TEGAR: MBah Darmo saat mampir di Kopi Cinta Jalan Tamansari. (dewo plo)

Yogyakarta, ZonaJogja.Com – Innalillahi wa innailaihirojiun. Mbah Darmo, pelawak dari Yogyakarta meninggal dunia pada Selasa (14/10/2025)  siang setelah terkena serangan jantung.

Seniman yang memiliki nama lengkap Prayitno bin Reso Sukarto ini menghembuskan nafas terakhir di usia 62 tahun.

Prosesi pemberangkatan jenazah dilakukan di rumah duka di Suryowijayan MJ 1/355   RT 23 RW 07 Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron pukul 09.30.

Puluhan seniman, sahabat dan masyarakat mengantar jasad Mbah Darmo menuju tempat peristirahatan terakhir di Makam Tawangsari Gedongkiwo.

Lokasi makam  berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah almarhum. Kepergian Mbah Darmo merupakan kesedihan bagi para seniman Yogyakarta.

BERITA LAIN: PDIN Gelar JCSF 2025, jadi Ajang Pemaparan Ide Bisnis kepada Investor

SELAMAT JALAN, MBAH DARMO: Prosesi pelepasan jenazah Prayitno bin Reso Sukarto di rumah duka di Suryowijayan MJ 1/355 RT 23 RW 07 Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron. (azam/zonajogja.com)

Para seniman dan warga Yogyakarta kehilangan sosok laki-laki berkacamata yang telah memberi warna tersendiri bagi dunia panggung hiburan.

Separuh hidupnya  telah didedikasikan untuk menghibur khalayak dengan kata-katanya yang jenaka, juga tingkahnya yang mengundang tawa.

Mbah Darmo yang akrab dengan siapa saja ini menjadi pelawak terkenal di Indonesia pada tahun 2000an.  Bersama Kelik Pelipur Lara, ia kerap menerima  job di mana-mana.

Bahkan, sempat mengisi segmen tetap di sejumlah  televisi swasta nasional. Salah satu segmen yang populer di jamannya adalah “Sulap Selip”.

Namun, waktu  yang kemudian menakdirkan Mbah Darmo  “hilang” dari berbagai acara di televisi. Meski demikian, Mbah Darmo masih meramaikan panggung hiburan di Yogyakarta.

BERITA LAIN: Ikuti Kick Off PMB 2026 Selama 2 Jam, Pelajar SMA Ingin Kuliah di UAD

Dunia hiburan tak lagi sanggup membiayai kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya, memaksa Mbah Darmo menjalani kehidupan yang tak pernah dibayangkan.

Mbah Darmo dengan suka cita ngamen musik angklung. Lokasinya di persimpangan Tamansari.

Mbah Darmo juga pernah membuka warung makan di selatan pojok beteng kidul dengan menu nasi brongkos pada tahun 2020.

Tapi, usaha yang dikelola bersama Aldo Iwak Kebo ini tak bertahan lama. Tapi, Mbah Darmo bukan sosok yang cengeng.

Di  usia yang telah senja dengan kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, Mbah Darmo tetap berjuang menjalani hidup

BERITA LAIN: Dewan Pers Dorong Penguatan Perlindungan Karya Jurnalistik dalam RUU Hak Cipta

Menggunakan sepeda motor butut, Mbah Darmo berburu barang-barang bekas.

Ia keluar masuk dari kampung satu ke kampung lain. Berangkat pagi hari, pulang sore hari. Kadang baru tiba di rumah pada malam hari.

Mbah Darmo juga sempat berjualan minuman mineral. Terakhir, Mbah Darmo  berjualan es tebu. Ia biasa ngetem di Pasar Ngasem.

Tapi, siapa menduga bila tempat ini menjadi saksi bisu kepergian Mbah Darmo selama-lamanya. Sugeng tindak Mbah Darmo. Husnul khotimah… (*)