KULONPROGO – Anak-anak adalah aset bangsa. Anak-anak adalah generasi yang akan mengisi pembangunan.
Itulah yang melatarbelakangi Kelompok 10 KKN-PPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) memilih bidang pendidikan sebagai fokus kuliah kerja nyata.
Lokasi KKN yang dipilih Dusun Klajuran, Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
“Kami ingin mengimplementasikan semboyan sivitas akademika UMBY Angudi Mulyaning Bangsa dalam kegiatan KKN,” kata Ketua Kelompok 10, Muhammad Adi Nugroho.
Program kerja yang digarap meliputi Taman Pendidikan Al-Qur’an. Juga bimbingan belajar bagi anak-anak TK, SD dan SMP.
BACA JUGA: Bambang Wisnu Kini Menetap di Gunungkidul, Apa yang Dilakukan?
Kegiatan ini dilakukan tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Ada dua TPA yang diatensi mahasiswa. Pertama, TPA masjid bawah bernama TPA Al-Mubarok. Kedua, TPA masjid atas bernama TPA Bias At-Takwa.
“Disebut atas dan bawah karena lokasinya terbagi menjadi atas dan bawah,” terang Adi.
Jawal atensi TPA Al-Mubarok dilaksanakan Kamis dan Jumat setela shalat ashar. Sementara jadwal TPA Bias At-Takwa pada Sabtu dan Minggu setelah shalat ashar.
Pesertanya adalah anak-anak TK, SD dan SMP. Materinya Iqra’ dan Al-Qur’an.
Sedangkan bimbingan belajar dilaksanakan setelah TPA selesai. Agenda bimbingan belajar membantu menyelesaikan tugas-tugas siswa.
Kelompok 10 KKN-PPM UMBY juga membuka bimbingan belajar bagi anak-anak TK dan SD. Yakni, menggambar, mewarnai, membaca dan berhitung melalui modul.
Modul berupa lembaran yang terjilid. Berisikan materi menggambar, melengkapi kata-kata, menyusun kalimat, berhitung, dan mewarnai.
Juga ada kegiatan yang melibatkan mahasiswa dan peserta. Yakni, lomba cerdas cermat untuk TK, SD, dan SMP.
BACA JUGA: Lomba Karya Jurnalistik Kementrian ESDM 2021
Para peserta merespon secara positif dengan semangat yang tinggi dalam menebak, menjawab, dan berdiskusi.
Pengelola TPA Al-Mubarok, Munawaroh mengatakan bimbel sangat dibutuhkan anak-anak. Terutama pada masa pandemi.
“Bimbingan belajar sangat membantu anak-anak. Banyak orang tua yang belum mampu menyelesaikan soal pelajaran,” kata Munawaroh.
Sekretaris TPA Bias At-Takwa , Endah mengungkapkan TPA sangat penting bagi santri. Sejak awal, santri harus dikenalkan huruf hijaiyah sebagai pedoman membaca Al-Qur’an.
“Mengetahui apa yang dimaksud shalat lima waktu, dan waktu kapan saja untuk melakukan. Serta dapat menumbuhkan akhlak sesuai tuntunan agama Islam,” kata Endah.
Adi berharap program kerja pendidikan memotivasi anak-anak memperkaya literasi, memperkaya wawasan, dan meninjau ulang etika personal. (adv/asa)