YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Bagi Intinanul Ichwan, pekerjaan ini memberi kebahagiaan tersendiri.
Memberi hikmah bagi perjalanan kehidupan. Tahukah Anda, apa pekerjaan Ichwan sehari-hari?
Pekerjaan pria berusia 59 tahun ini adalah memandikan jenazah di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Suami Tri Subandiyah ini memandikan jenazah atau merukti orang yang telah meninggal dunia sejak tahun 2001.
Pria yang tinggal di Notoprajan, Kemantren Ngampilan ini menjadi karyawan tetap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sejak tahun 1980an.
BACA JUGA: Aksi Manunggaling Kawula Tancep Bikin Warga Menangis, Ini Penyebabnya
Pengabdian dan loyalitasnya bekerja sebagai tenaga pelayanan pasien tak lagi diragukan.
Pada tahun 2001, Ichwan menjadi tenaga rukti jenazah. Tugasnya memandikan jenazah pasien yang meninggal di rumah sakit.
“Jujur. Pertama kali menjalani pekerjaan ini, ada rasa takut. Tapi lama kelamaan, jadi biasa,” ujar pria yang hobi bermain bulutangkis.
Pada tahun 2016, Ichwan memasuki purna tugas. Namun, tenaga dan ilmunya memandikan jenazah tetap dibutuhkan.
Setelah melepas status karyawan tetap, Ichwan juga ditugasi memandikan jenazah di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.
BACA JUGA: FTI UMBY Gelar Bootcamp Kelas Android Programmer, Jadi Pilot Project Sekolah Beta
Otomatis, hari-harinya siaga. Handphone selalu dibawa. Dan, tak pernah mati. Setiap mendengar dering handphone dengan nada khusus, Ichwan harus bergegas menuju rumah sakit yang memanggil.
Bahkan, saat bermain bulutangkis di beberapa gedung setiap siang atau malam, handphone selalu berada dalam tas.
Teman-teman di lapangan sudah memaklumi saat telpon seluler berdering. Pertanda Ichwan harus berhenti bermain, lalu bergegas menuju rumah sakit.
Lantas, berapa jenazah yang telah dirukti? Ayah dari tiga anak ini tak lagi ingat. Jumlahnya sudah ratusan orang.
BACA JUGA: FTI UMBY Gelar Bootcamp Kelas Android Programmer, Jadi Pilot Project Sekolah Beta
Betapa tidak. Sehari, Ichwan bisa memandikan jenazah 1-2 orang. Sementara muadzin Masjid Poesaka Notoprajan ini telah merukti jenazah sejak tahun 2001.
Jenazah yang dirukti mulai berumur anak-anak, remaja hingga dewasa. Ada yang meninggal karena faktor usia.
Ada yang meninggal karena sakit. Ada pula yang meninggal karena kecelakaan.
Ichwan mengungkapkan mendapatkan hikmah dari pekerjaan memandikan jenazah.
Hidupnya menjadi semakin dekat dengan Allah SWT.
“Alhamdulillah. Saya melaksanakan pekerjaan ini dengan baik-baik saja. Pekerjaan ini memberi hikmah bagi kehidupan saya,” katanya. (*)