oleh

Kompetisi di Area Gelangprojo dan Joglosemar Harus Segera Disudahi l oleh: Bobby Adyanto Setyo Aji

CANDI Borobudur. Betapa kokohnya struktur candi Budha terbesar di Indonesia yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia. Keajaiban yang diakui sampai hari ini oleh khalayak dunia.

Terkait struktur bangunan candi, kita bisa melihat step by step saling terkait dan saling menguatkan, sehingga menjadi bangunan yang megah, besar dan kokoh.

Saat kita tarik dalam dunia pariwisata yang menjadikan Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata terkemuka, tentunya Borobudur tidak bisa berdiri sendiri.

Namun sangat ditentukan seberapa kuatnya destinasi penyangga yang berada di ring satu, ring dua  maupun  ring tiga.

BACA JUGA: JNE Dukung Program Inovasi Pembelajaran, Kawal Bantuan Smart Classroom

Dalam hal ini sinergi Magelang – Kulonprogo- Purworejo yang disingkat “Gelangprojo” serta Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) memiliki  peran penting dalam menyangga.

Mempunyai peran penting menegakkan Borobudur menjadi daya tarik wisata kelas dunia. Tentu saja, daya tarik yang mampu menarik wisatawan dari ujung dunia agar mengunjungi  Indonesia, termasuk Borobudur.

Sebagai penyangga dengan keragaman potensi yang memiliki keunikan, tentunya harus memiliki konsep bersama dalam pengembangan kepariwisataan.

Sebagai destinasi penyangga Borobudur, saling melengkapi dan saling menguatkan untuk mewujudkan kawasan Borobudur yang mampu “membangkitkan” length of stay Gelangprojo  dan Joglosemar.

Karena  masa tinggal selama ini masih dikatakan belum sebanding dengan potensi dan berbagai sumber daya alam dan fasilitas yang dimiliki.

Maka dari itu, konsep atau mainset kompetisi di area Gelang Projo dan Joglo Semar harus segera disudahi.

BACA JUGA: Mau Hidup Aman dari Hipertensi? Jauhi Garam, Kurangi Makan Gorengan

Mari membangun dengan mainset sinergy, kolaborasi, integrasi dan together stronger yang akan mengakselerasi perkembangan tersebut.

Mari kita bersama-sama menjaga pengembangan pariwisata yang terkoordinasi , terstruktur, dan termonitoring.

Juga terus melakukan evaluasi yang baik. Bersama menjaga untuk pariwisata yang tidak ter-influance oleh politik praktis yang akan menjadikan kita akan menjadi kecil, terkotak-kotak dan  kerdil.

Sayang, kalau anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita semua tidak bisa  dimanfaatkan bersama untuk kesejahteraan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah  dan Indonesia. (*)

Penulis adalah Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY

Komentar