ZonaJogja.Com – Dua tahun terakhir, angka stunting di Kabupaten Bantul mengalami penurunan signifikan.
Klaim tersebut disampaikan Wakil Bupati Kabupaten Bantul, Joko Purnomo pada acara Penentuan Lokus Stunting Kabupaten Bantul di Gedung Induk Lantai 3 Kompleks Parasamya (26/2/2024).
“Saya mengapresiasi kemajuan ini,” kata Joko yang juga ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Bantul.
Joko mengingatkan, kunci utama mengatasi stunting adalah memahami kondisi masyarakat, terutama subjek stunting.
Metode penurunan stunting harus mengayomi dan menyejukkan. Tidak hanya dalam aspek kesehatan, tetapi juga memperhatikan psikologi ibu hamil.
BERITA LAIN: UPNYK Bakal Bangun Kampus Lapangan Geosain di Gunungkidul, jadi Centre of Excellence Campus
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bantul, Ninik Istitarini memaparkan langkah konkret menetapkan lokus stunting di tingkat kalurahan.
Dinas akan membentuk Tim Audit Kasus Stunting (AKS). Tim ini melibatkan panewu, lurah, kader puskesmas, dan OPD terkait.
“Tujuan AKS auntuk mengetahui penyebab risiko terjadinya stunting dan tindakan mengatasi,” ujar Ninik.
BERITA LAIN: UGM Pilih Desa Donoharjo jadi Lokasi Program Desa Energi Berdikari
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bantul telah menentukan titik stunting di 20 kalurahan.
Meliputi Poncosari, Selopamioro, Karang Tengah, Sriharjo, Trimurti, Mangunan, Segoroyoso, Kebonagung, Girirejo, Wukirsari, Karangtalun, Ringinharjo, Dlingo, Sabdodadi, Sendangsari, Panjangrejo, Triharjo, Pleret, Triwidadi, dan Tirtosari. (*)