YOGYAKARTA, ZonaJogja.Com – Jangan berhenti hanya membaca judul berita. Tetapi, tanpa juga ekplorasi tentang isi berita, narasumber, dan tanggal kejadian.
“Juga sumber berita yang bisa dipertanggungjawabkan” kata Wakil Rektor III Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Puji Qomariyah saat menutup podcas di Studio Kutunggu di Pojok Ngasem, 13 Juli lalu.
Puji mengungkapkan, keengganan menelaah-menelisik berita telah menjebak masyarakat dalam era post-truth.
Masyarakat mudah mengambil kesimpulan cepat dan instan dari judul berita.
Masyarakat hanya beranjak dari keriuhan kepada keriuhan berikutnya dalam kontestasi penyebaran berita bohong.
Kondisi tersebut diungkapkan dalam patung berjudul Penetrasi Media, karya seniman Duvrart Angelo pada tahun 2009.
Patung dibuat dalam medium pelat besi, cat duco, PVC, lampu spot, dan digital printing berukuran 30x30x82 sentimeter.
Dipajang pada Solo Ar tworks Exhibition (SAE) UWM yang berakhir 13 Juli lalu.
Karya ini menjadi representasi kekuatan yang menembus dan menghancurkan pemikiran, ideologi, kultur, bahkan kebenaran bernama media massa.
BACA JUGA:
- Warga Dihantui Kesulitan Membuat Surat Keterangan Waris
- Mutia, Jagoan Cilik yang Sukses Mendaki Gunung Prau
- Melihat Hari Pertama Sekolah di TK Negeri 3 Sleman, Pelajaran Pertama Makan Sendiri
“Hari-hari ini kita bisa menyaksikan kemampuan penetrasi media massa, termasuk media sosial, masuk dalam sendi-sendi kehidupan manusia yang tidak jarang menjungkirbalikkan nilai norma di masyarakat,” kata Puji.
Fenomena hoaks yang tidak diimbangi literasi hanya akan memunculkan pseudo sains yang justru kerap digunakan sebagai acuan masyarakat.
Rentan dimanipulasi pihak tertentu untuk mengambil keuntungan dari pseudo truth.
Pada karya yang dibuat tiga belas tahun silam Duvrart Angelo menyampaikan pesan, setiap era peradaban akan mengalami tahap-tahap perubahan pola hidup masyarakat.
Media massa berperan besar dengan kekuatan propaganda yang masuk dalam pikiran masyarakat.
Pada tahapan berikutnya akan memproses ulang cara berfikir, ideologi, keyakinan, bahkan kebenaran yang sebelumnya dianut masyarakat.
(nik/asa)