Kronika

Dapat Bantuan Danais, Keripik Tempe Benguk Bikinan Kelompok Difabel di Sentolo Ngehits di Indonesia

376
×

Dapat Bantuan Danais, Keripik Tempe Benguk Bikinan Kelompok Difabel di Sentolo Ngehits di Indonesia

Sebarkan artikel ini
INSPIRATIF: Wakil Ketua KDK Santika Kaligung, Winarno (kiri) dan Tedi, keduanya difabel, sukses mengantar keripik "Mucuna Chips" jadi kuliner makanan ringan yang disukai di Indonesia. (azam/zonajogja.com)

ZonaJogja.Com – Bermula dari coba-coba, Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika Kaliagung berhasil memanfaatkan tempe benguk menjadi sumber pendapatan.

Mereka mengolah tempe benguk menjadi  keripik yang diberi label “Mucuna Chips”.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Kini, produk “Mucuna Chips” telah menjadi panganan ringan yang ngehits. Bahkan, digemari masyarakat  luar Pulau Jawa.

Antara lain di Gorontalo dan beberapa daerah di Sumatera. Omzetnya rata-rata mencapai Rp 10 juta per bulan.

“Kami bersyukur usaha ini terus berkembang,” ujar Wakil Ketua KDK Santika Kaligung, Winarno.

——————-

BERITA LAIN:

——————-

EDUKATIF: Anak-anak difabel membantu menggoreng keripik. (azam/zonajogja.com)

Winarno yang akrab disapa Nano ini mengisahkan peran warga disabilitas di Kaliagung dalam kegiatan ekonomi.

Adalah Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigab) yang mendampingi warga disabilitas, termasuk membentuk kepengurusan KDK Santika.

Proses awal adalah melakukan pendataan. Tercatat sebanyak 151 orang penyandang disabilitas.

Mereka adalah penduduk Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo.

Lalu, muncul keinginan  bersama memberdayakan masyarakat disabilitas. Pilihannya adalah mengolah tempe benguk menjadi keripik.

Produksi pembuatan keripik tempe benguk dimulai pertengahan September 2023.

“Kami berterimakasih kepada Paniradya Kaistimewan yang  telah membantu mengembangkan usaha keripik,” kata Tatik, warga difabel yang menjadi pengurus KDK Santika.

——————-

BERITA LAIN:

——————-

MUCUNA CHIPS: Kuliner olahan tempe benguk yang diproduksi KDK Santika, Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo. (azam/zonajogja.com)

Sebelumnya, Puskesmas Sentolo menggarap program Posbindu Sentosa sejak tahun 2014.

Sentosa singkatan Semua Penyandang Disabilitas mendapatkan Pelayanan Terpadu, Holistik, Sehat dan Aman.

Posbindu Sentosa merupakan pos pelayanan terpadu khusus penyandang disabilitas agar mendapat pelayanan secara menyeluruh.

Pusbindu Sentosa juga mendampingi KDK Santika Kaliagung, termasuk merespons pembuatan keripik tempe benguk.

Singkat cerita, produksi keripik tempe benguk “Mucuna Chips” diatensi Paniradya Kaistimewan DIY dengan pemberian bantuan permodalan bersumber dari Danais.

“Kami berterimakasih kepada Paniradya Kaistimewan yang  telah membantu warga disabilitas di Kaliagung menjadi semakin mandiri,” kata Tatik, warga difabel yang menjadi pengurus KDK Santika.

——————–

BERITA LAIN:

——————–

RUMAH PRODUKSI: Masih sangat sederana. Tapi, hasilnya luar biasa. (azam/zonajogja.com)

Nano mengatakan, keberlanjutan “Mucuna Chips”  tidak terlepas dari dukungan Paniradya Kaistimewan DIY melalui  bantuan Dana Keistimewaan.

“Kami menyampaikan terimakasih kepada Pak Aris  yang membuat kami semakin semangat dengan usaha keripik benguk,” ujar Nano yang juga penyandang disabilitas.

Nano juga menyebut Kepala Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo, dr Reny; dokter Arum; dan Lurah Kaliagung Sugeng Nugroho SPSi yang telah memberi perhatian kepada warga disabilitas.

Nano mengatakan, usaha pembuatan keripik memperoleh bantuan Dana Keistimewaan sebesar Rp 60 juta.

Bantuan untuk membeli peralatan dan sarana lain untuk produksi keripik.

Sedangkan bahan baku benguk  dipasok dari masyarakat yang memanfaatkan lahan untuk menanam benguk.

——————-

BERITA LAIN:

——————-

PRODUKTIF: Di rumah inilah para difabel melakukan kegiatan ekonomi. (azam/zonajogja.com)

“Inshaallah, pasokan bemuk sampai akhir tahun 2024 tidak ada masalah,” kata Tedi, pengurus KDK Santika yang memantau produksi penggorengan keripik.

Saat ini, seluruh proses produksi pembuatan keripik dilakukan di rumah milik Nano.

Tempat ini berada di belakang rumah induk Nano.  Produksi dilakukan tujuh warga disabilitas.

Mulai pemotongan, penggorengan, pengemasan produk hingga pengiriman ke konsumen.

Rencananya, KDK Santika akan membuka DifaMart. Nantinya, toko ini menjadi wadah penjualan bagi semua barang yang diproduksi warga disabilitas di Kalurahan Kaliagung. (*)