ZonaJogja.Com – Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM bekerjasama dengan Sustainitiate (Simpul Studi Gesang) menyelenggarakan seminar nasional.
Seminar diikuti puluhan pakar dari berbagai displin ilmu dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Tema yang diusung Menuju Indonesia Emas yang Berkeadilan, Bermartabat Berkelanjutan dan Berketahanan Iklim.
Lantas, apa hasil seminar? Tim merumuskan lima poin penting.
BERITA LAIN:
- Rumah Gemilang Indonesia Yogyakarta, Tempat Para Santri Digojlok jadi Koki Hebat
- Gelar Jumpa Pers, Alexander Minta Semua Pihak Pegang Asas Praduga Tak Bersalah
Pertama, Kedaulatan dan Ketahanan Pangan Berbasis Pembangunan Desa yang Cerdas.
Pada konteks ini, reforma agraria menjadi solusi melalui penataan aset kepemilikan tanah yang berkeadilan.
Menargetkan kelompok masyarakat dengan keterbatasan. Intensifikasi memanfaatkan aplikasi ecological farming dan pelibatan petani.
Ekstensifikasi di lahan terlantar yang sesuai. Diversifikasi. Kebijakan fiskal dan ekonomi yang mendukung produk lokal.
“Serta temuan mengenai foodestate yang banyak menjumpai kegagalan,” terang Direktur Sustainitiate, Ir Nazir Foead MSc pada acara Media Briefing di Gedung University Club (UC) UGM (24/11/2023).
Acara ini juga dihadiri Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Dr dr Rustamaji MKes dan Senior Associate Sustainitiate, Dr Budi Wardhana.
BERITA LAIN:
- Lazismu Yogyakarta Buka Lowongan Kerja, Bagi yang Diterima Dapat Fasilitas Pelatihan, Gaji dan Bonus
- Dinpar Gelar Kejuaraan Arung Jeram, Sungai Progo Bakal jadi Wisata Olahraga Air Kelas Dunia
Kedua, Pencapaian Kehidupan Masyarakat yang Cerdas.
Pada aspek ini, tim menyatakan tenaga kerja vokasional berperan vital dalam pembangunan.
Namun, rasionya di Indonesia perlu ditingkatkan melalui kurikulum yang mendorong pertukaran informasi antara industri dengan institusi.
Bonus demografi merupakan peluang produktivitas dan perlu diterapkan kebijakan pro natalis dan pemerataan penduduk untuk memperpanjang masa.
Perlu dilakukan pendampingan yang beroritentasi pada problem solving
Forum seminar meyakini kolaborasi lintas generasi dapat menjadi solusi pengembangan UMKM melalui terobosan baru yang menyesuaikan perkembangan zaman.
“Perlu diketahui, UMKM menyumbangkan 57 persen tenaga kerja nasional. Perlu link and match dengan pendidikan,” kata Nazir.
BERITA LAIN:
- Jadi Tersangka, Firli Bahuri Sebaiknya Mundur dari Ketua KPK
- Kulon Progo Buka Layanan Wisata Ramah Disabilitas, Pertama di DIY
Ketiga, Penuntasan Pembangunan Infrastruktur Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan termasuk Peluang Pengembangan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Poin ini mengungkapkan pergeseran desa yang menjadi subyek pembangunan memerlukan sinkronisasi dari kementerian terkait.
Perlu mendorong kerja sama antar desa, dan mengembangkan potensi asli dari desa.
Permasalahan yang terjadi di desa meliputi keterbatasan usaha kecil, ketergantungan terhadap material impor, beban finansial pertanian, dan tidak ada jaminan land reform apabila gagal panen.
“Industrialisasi di desa dipandang lebih menarik bagi penduduk setempat, sehingga lebih sedikit orang yang bekerja di sektor pertanian,” terang Senior Associate Sustainitiate, Dr Budi Wardhana.
Tim juga menyebutkan pendekatan ekonomi kerakyatan mengupayakan kedaulatan pangan melalui produk lokal berkualitas, reforma agraria, peleburan petani lahan kecil.
Lalu, mengembangkan industri yang berkaitan dengan hasil bumi setempat, dan optimalisasi peran koperasi.
Sementara Bumdes berperan sebagai pengayom UMKM. Sedangkan perencanaan dilakukanh desa dengan pendekatan partisipatif.
BERITA LAIN:
- Diatensi Danais, Berharap Festival Pacak Sepuran jadi Destinasi Wisata
- Joko Mursito, Sosok Pegawai Negeri Bukan Biasa Biasa Saja
Keempat, Resiliensi terhadap Dampak Perubahan Iklim, Terutama dalam Kesehatan Masyarakat.
Pada bagian ini disebutkan sektor kesehatan turut menyumbang emisi karbon 4-5 persen.
Mengungkapkan climate change related diseases/disorders semakin banyak dijumpai.
Kesadaran tenaga kesehatan. Sistem kesehatan yang rendah karbon. Tata kelola limbah dan sampah medis.
Digital health care, tele medicine. Terakhir, penggunaan bahan baku lokal untuk produksi obat-obatan, termasuk obat tradisional.
BERITA LAIN:
- INNSiDE Yogyakarta Gelar Lomba Menyanyi, Ini Juaranya
- Warga Memandikan Kuda di Pantai Parangtritis, Jadi Tontonan Pengunjung
Kelima, Pembangunan Berbasis Kemampuan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Pada poin ini, para pembicara mengungkapkan banyak potensi dan opportunity.
Meliputi, panas bumi, niomasa dari penanaman tanaman sumber energi, sampah, bayu dan surya, wave energy dan hidrogen.
“Juga daya dukung lingkungan dan ekosistem, termasuk pengelolaan DAS yang membutuhkan 40 persen tutupan hutan,” ujar Budi.
Rencananya, rumusan seminar ini akan disampaikan kepada pihak-pihak terkiat. Termasuk kepada para calon presiden dan cawapres Pemilu 2024. (*)