ZonaJogja.Com – Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman memberi penghargaan kepada individu dan lembaga yang memberi kontribusi terhadap pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.
Acara pemberian penghargaan digelar pada Malam Anugerah Kebudayaan Sleman 2023 di Pendopo Parasamya, Sabtu (2/12/2023) malam.
Ada lima orang dan satu institusi yang mendapatkan penghargaan. Yakni, Niha Khoirunnisa (Anak Berprestasi Bidang Kebudayaan), Wahjudi Djaja (Budayawan), Agus Sukina (Kreator).
Agus Budi Nugroho (Pelestari dan Pelaku Seni), Asih (Pelestari dan Pelaku Warisan Budaya), dan Korem 072/Pamungkas (Pengelola Bangunan Cagar Budaya Wisma Kaliurang).
BERITA LAIN:
- Lomba Desain Logo Bidang Pemuda dan Olahraga, Hadiahnya Rp 5 Juta
- Mahasiswa UMUKA Juara 2 Business Plan Competition Monetion
“Penjurian terhadap calon penerima penghargaan dilakukan tim yang profesional dan berkompeten,” kata Kepada Dinas Kebudayaan Sleman Drs Edy Winarya SSn MSi.
Usulan berasal dari kapanewon, organisasi, kelompok masyarakat kebudayaan dan perorangan.
Tim Juri terdiri tiga kelompok. Meliputi Kategori Budayawan dan Anak Berprestasi Bidang Kebudayaan yang dipimpin Prof Dr Suwarno Dwijonagoro MPd.
Kategori Pelestari dan Pelaku Tradisi Budaya serta Pelestari dan Pelaku Warisan Budaya, dipimpin Ir Suyata.
Sedangkan Kategori Kreator dan Pelestari atau Pelaku Seni dipimpin Drs Untung Waluya.
BERITA LAIN:
- Patung Adhikari Jaladara Bikin Cantik Kulon Progo, Lokasinya di Jalan Raya Wates-Yogyakarta
- Teliti Saham di Bursa Efek Indonesia, Mahasiswa UMBY Raih #1 Best Paper
“Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT dan Pemkab Sleman atas pemberian anugerah ini,” kata Wahjudi Djaja, peraih Anugerah Kebudayaan Sleman 2023 Kategori Budayawan.
Bagi Wahjudi, rumah besar kebudayaan adalah tempat berproses kreatif, melontarkan ide dan gagasan, menginisiasi agenda dan gerakan, sekaligus menjaga harmoni kehidupan desa.
Dosen STIE Pariwisata API Yogyakarta yang juga ketua Umum Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (KASAGAMA) ini dikenal sebagai sejarawan yang menekuni sastra, budaya, dan pariwisata.
BERITA LAIN:
- Rumah Gemilang Indonesia Yogyakarta, Tempat Para Santri Digojlok jadi Koki Hebat
- Kulon Progo Buka Layanan Wisata Ramah Disabilitas, Pertama di DIY
Ia belajar tentang pemberdayaan masyarakat desa dari Prof Sartono Kartodirjo dan Prof Umar Kayam.
Sartono mengajarkan pendekatan multidimensi dalam melihat entitas desa. Sedangkan Umar Kayam memperkaya pemahaman tentang transformasi budaya.
Itulah sebabnya, locus gerakan dan ide-ide kreatif yang dilontarkan Wahjudi banyak dilakukan di desa.
“Karena desa adalah pusat kebudayaan dalam pengertian sebenarnya,” katanya memberi alasan. (*)