Kronika

Tegal Layang, Kampung Bersejarah di Bantul Barat, Pernah jadi Markas Askar Perang Sabil

360
×

Tegal Layang, Kampung Bersejarah di Bantul Barat, Pernah jadi Markas Askar Perang Sabil

Sebarkan artikel ini
TANPA NISAN: Makam para pejuang Askar Perang Sabil di makam Tegal Layang. (ninik/zonajogja.com)

ZonaJogja.Com – Tegal Layang. Inilah dusun di Kabupaten Bantul yang menyimpan banyak cerita.

Lokasinya di Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak. Jaraknya sekitar lima kilometer dari ibukota Kabupaten Bantul.

Advertisiment
Scroll ke bawah untuk berita selengkapnya

Berjarak kurang lebih 18 kilometer di selatan Kota Yogyakarta.

Dalam berbagai cerita, Tegal Layang disebut-sebut  menjadi salah satu tempat penyebaran agama Islam yang dilakukan Panembahan Bodho.

Panembahan Bodho yang tak lain bernama Raden Trenggana ini  merupakan penyebar agama Islam dari Demak.

BERITA LAIN:

MASA LALU: Nisan bergaya Hanyakrakusuman di Tegal Layang. (ninik/zonajogja.com)

Kisah lain menyebutkan Raden Trenggana  adalah santri Sunan Kalijaga yang ditugasi menyebarkan agama Islam di Bantul.

Raden Trenggana anak Raden Timbal. Raden Timbal adalah putra  Raden Damar, seorang adipati di Palembang yang beristeri Dewi Dwarawati.

Dewi Dwarawati merupakan pemberian Prabu Brawijaya kepada Raden Damar.

Selain Panembahan Bodho, nama lain  disebut-sebut sebagai penyebar agama Islam di Bantul adalah Kiai Suratman.

Kiai Suratman melakukan dakwah di  Dusun Tegal Layang. Itulah sebabnya, penduduk, terutama para pinisepuh, sangat mengenal nama Kiai Suratman.

Kiai Suratman sudah melegenda dan menyatu dengan sejarah Tegal Layang.

BERITA LAIN:

RUMAH PERJUANGAN: Menjadi markas Askar Perang Sabil. (ninik/zonajogja.com)

Namun, penduduk tidak mengetahui waktu persis kedatangan Kiai Suratman ke Tegal Layang hingga wafatnya.

Bila Panembahan Bodho wafat pada  abad ke-16, dan dimakamkan di Makam Sewu Dusun Gesikan, Kalurahan Wijirejo, Kepanewon Pandak.

Sementara belum ada informasi mengenai meninggalnya Kiai Suratman, termasuk tempat pemakaman.

Hanya,  kampung ini terdapat  berbagai bentuk nisan. Ada nisan gaya Hanyakrakusuman, berkijing batu, dan makam para pejuang kemerdekaan.

Juga ada kompleks makam yang bersanding dengan dinding pembatas makam dengan perkampungan penduduk.

BERITA LAIN:

MASJID BAITURRAHMAN: Menjadi pusat kegiatan penduduk. (ninik/zonajogja.com)

Ada tujuh makam tanpa nisan yang membujur dari timur ke barat. Makam hanya berupa pasir.

Warga setempat menginformasikan, makam tersebut adalah para pejuang kemerdekaan melawan agresi Belanda.

Sekadar diketahui, Tegallayang  menjadi tempat bersejarah bagi perjuangan  Askar Perang Sabil (APS) melawan penjajah Belanda.

Kelahiran APS diinisiasi Hoofdbestuur Muhammadiyah. Berdirinya APS mendapatkan restu dari Raja Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono IX.

Salah satu tokohnya adalah Hajam Murrus. Bersama para pejuang Islam, Hajam melawan Belanda. (*)